Rabu 15 April 2020
RUT – MENANTU IDAMAN
Rut : – Setia dengan keputusan – Menghormati mertua – Tunduk rencana Allah
Bacaan Sabda : Rut 2:1-23
Rut 2:2 “Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: “Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.” Dan sahut Naomi kepadanya: “Pergilah, anakku.”
Rut adalah seorang perempuan yang setia kepada keputusannya. Mengikuti sang mertua secara total bukanlah hal yang mudah. Sulit karena harus meninggalkan keluarga dan tradisi yang sudah mengikatnya sejak lahir. Mengikuti mertua termasuk menyembah Allah yang disembah mertuanya dan menyongsong kesulitan yang pasti juga menjadi bagian dari mertuanya. Mertuanya yang sudah berusia lanjut sudah pasti menjadi tanggungannya. Rut adalah seorang janda muda cantik yang memutuskan meninggalkan semua harapan cerah dan menyongsong situasi yang masih kurang jelas.
Dalam hal ini harapan yang melekat dalam dirinya adalah iman yang menuntunnya berharap kepada Allah. Rut adalah seorang menantu yang baik yang rela melakukan pekerjaan yang menurut pendapat umum rendah, untuk mertua dan dirinya. Pekerjaan yang ditekuni adalah memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang sedang memanen gandum. Dalam hukum Musa ada kewajiban mengijinkan orang miskin memungut hasil panen yang tertinggal dan tercecer oleh pemilik ladang dan pekerja yang sedang menuai. Rut menempatkan diri menjadi orang miskin dalam sikap menghidupi dan menghormati orang tua. Sebagai menantu yang baik Rut sangat menghormati dan mentaati nasehat mertuanya. Diam-diam Boas pemilik ladang gandum ternyata tertarik dengan ketekunan Rut. Boas semakin kagum karena Rut adalah perempuan Moab dan janda dari keluarga dekatnya yang datang dari Moab. Mengetahui hal itu Naomi memberi berbagai nasehat penting kepada menantunya. Rut pun mentaati semua nasehat mertuanya. Kesediaan Rut mentaati mertuanya cukup menjelaskan bahwa Rut adalah seorang yang mau belajar. Rut mengetahui bila mertuanya tidak akan menjerumuskannya. Naomi yang sudah cukup ditempa getirnya hidup memberi berbagai nasehat yang bijaksana agar menantunya tetap setia dengan keputusannya menjadi seorang beriman.
Semua pendekatan yang dilakukan Rut kepada Boas sesuai dengan nasehat mertuanya yang tidak bertentangan dengan hukum dan budaya yang berlaku di Israel. Itulah sebabnya Boas bersedia menikahi Rut yang dinilai oleh Boas sebagai perempuan yang saleh. Boas bukan hanya menikah karena jatuh cinta pada Rut. Boas melakukan tanggung jawabnya menebus Rut istri saudara yang sudah meninggal di Moab. Ternyata hal itu juga adalah bagian dari rencana Allah menjadikan Boas dan Rut bagian dari silsilah Yesus sang penebus. (MT)
Kebesaran seorang wanita bukan pada kecantikannya tetapi pada kesetiaan dan kebaikannya.