Minggu 12 April 2020
SIMSON – PAHLAWAN TUNGGAL
Simson : – Pahlawan tunggal – Penuh karisma – minus karakter
Bacaan Sabda : Hakim 15 – 16
Hakim-hakim 16:28 “Berserulah Simson kepada TUHAN, katanya: “Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin.”
Kisah Simson ini penuh dengan keanehan. Dia menjadi Hakim memimpin Israel selama 20 tahun tetapi dia sekaligus menjadi pahlawan tunggal yang mampu memporak-porandakan dominasi Filistin kepada orang Israel. Simson yang penuh Karisma ini tidak berhasil mempertahankan karismanya. Kesalahan fatal Simson adalah menyia-nyiakan Karisma sebagai pemberian Allah yang istimewa kepadanya. Karisma yang luar biasa itu tidak disertai dengan karakter yang baik. Simson dapat disimpulkan sebagai sosok yang penuh Karisma tetapi berkarakter buruk. Dalam kepemimpinan Simson sebagai hakim Israel tidak pernah terjadi peperangan antara bangsa Israel dengan filistin. Yang terjadi adalah perkelahian antara Simson seorang diri dengan bangsa Filistin. Perkelahian terjadi bersifat kemarahan dan dendam pribadi. Boleh disimpulkan tidak bertujuan untuk membebaskan orang Israel dari penjajahan orang Filistin. Motivasi Simson adalah untuk kepentingan diri sendiri bukan kepentingan kepada umat apalagi pengabdian kepada Allah. Tetapi Allah memakai dosa dan kemarahan Simson untuk mencapai tujuannya menaklukan bangsa Filistin. Walaupun dalam kenyataannya Filistin tidak pernah sepenuhnya takluk.
Sepanjang 20 tahun Simson menjadi hakim Israel tidak berhasil membebaskan Israel dari penjajah Filistin, tetapi karena kekuatan Simson ada ketakutan Filistin kepada Israel, sehingga Filistin pun tidak sepenuhnya memperlakukan atau menekan Israel sebagai bangsa jajahan. Hal itu terjadi karena Simson sebagai nasir Allah tidak setia kepada panggilannya. Jadi tujuan Allah memakai Simson untuk melepaskan Israel tidak tercapai sepenuhnya. Persoalan besar Simson adalah pada keinginan dan nafsu yang tak terkendali. Simson mementingkan pemuasan nafsu seksualnya sehingga gagal mentaati Allah yang memberikan kekuatan kepadanya. Simson tergoda oleh rayuan Delila sehingga melanggar aturan Allah yang harus ditaati sebagai nazir Allah. Karisma membuat Simson menjadi seorang yang kuat tetapi karakter yang buruk membuatnya tak berdaya. Jadi bisa terjadi Allah mengambil Karisma hamba-Nya, bila terus-menerus lalai dalam memperbaiki karakternya.
Pada saat-saat akhir hidupnya Simson bertobat dan berseru kepada Allah saat dia dijadikan tontonan oleh kebutaannya. Allah mendengar doa Simson, dia menunjukkan kuasa Allah sehingga dia pantas terdaftar sebagai tokoh iman. (MT)
Karisma yang besar haruslah diimbangi dengan karakter yang kuat.