Senin 06 April 2020
GIDEON – AYAH YANG GAGAH
Gideon : – Pahlawan pemberani – Permimpin sukses – Ayah yang gagal
Bacaan Sabda : Hakim 9:1-57
Hakim-hakim 9:22-23 “Setelah tiga tahun lamanya Abimelekh memerintah atas orang Israel, maka Allah membangkitkan semangat jahat di antara Abimelekh dan warga kota Sikhem, sehingga warga kota Sikhem itu menjadi tidak setia kepada Abimelekh”
Tragedi besar yang terjadi dalam keluarga Gideon setelah kematiannya tak terlepas dari kesalahan Gideon semasa dia hidup. Oleh anugerah Allah Gideon terbentuk menjadi seorang pahlawan gagah berani, dan menjadi pemimpin yang sukses. Tetapi saat kesuksesan itulah dia melakukan kesalahan yang berakibat buruk kepada keturunannya. Empat puluh tahun satu bangsa aman dalam kepemimpinannya tetapi setelah kematiannya anak-anaknya mengalami tragedi yang sangat buruk. Tragedi itu dimulai dengan dosa poligami. Larangan tegas Allah kepada umat-Nya berpoligami, karena Allah dengan ke-Mahatahuan-Nya melihat akibat-akibat buruk yang terjadi jauh ke depan. Salah seorang gundiknya melahirkan Abimelekh yang membunuh tujuh puluh saudaranya, anak-anak Gideon dan istri-istrinya yang lain. Gideon memiliki kemampuan memimpin di medan perang tetapi bukan dalam hal memimpin keluarganya. Padahal Allah justru mengharapkan umat-Nya lebih memprioritaskan keluarganya dari karir dan juga dari pelayanan.
Firman Allah sangat tegas agar jangan mengangkat seorang menjadi pemilik jemaat bila tidak bisa memimpin keluarganya dengan baik (1 Timotius 3:1-5). Pertanyaannya adalah “Mengapa Allah mengangkat Gideon menjadi pemimpin untuk umat-Nya ?”. Ketika Allah memilih dan mengangkat Gideon ia hanyalah seorang anak yang baik dalam keluarganya. Tetapi setelah ia menjadi seorang pemimpin dan berumah tangga maka Gideonlah yang mengendalikan hidupnya. Allah sendiri memberikan firman-Nya untuk menjadi standar moral dalam bersikap termasuk dalam membangun keluarga. Jadi, bila Gideon melakukan kesalahan dalam menjalani hidup keluarga, itu adalah tanggungjawabnya. Gideon dan umat Israel harus siap menanggung resiko akibat pelanggaran mereka sendiri. Dalam hal ini kesalahan bukan hanya oleh Gideon, tetapi oleh semua umat Israel. Umat Israel salah karena terlalu menkultuskan seorang pemimpin yang bernama Gideon.
Seharusnya umat pun harus melakukan fungsi mengkritik pemimpin mereka. Bila pemimpin lemah perlu dikuatkan dan bila pemimpin salah perlu dikoreksi dan ditegur. Abimelekh yang merasa dirinya kuat karena oleh tipu dayanya mampu membunuh tujuh puluh orang saudara tirinya ternyata harus menerima hukuman. Allah memakai roh-roh jahat untuk menghukumnya. Roh-roh jahat itu menciptakan pertikaian hebat sehingga tragedi buruk menimpa Abimelekh dan seluruh penduduk Israel. Itulah buruknya kecerobohan Gideon. (MT)
Pemimpin tersukses pun harus terus memprioritaskan standar moral keluarganya.