Kamis 26 Maret 2020
AMRAN – AYAH PEMBERI TELADAN
Amran : – Orangtua – Ayah Musa – Kualitas rohani
Bacaan Sabda : Keluaran 6:19-26; Keluaran 15:19-21
Keluaran 6-19 “Dan Amram mengambil Yokhebed, saudara ayahnya, menjadi isterinya, dan perempuan ini melahirkan Harun dan Musa baginya. Umur Amram seratus tiga puluh tujuh tahun.”
Keluaran 15:20 “Lalu Miryam, nabiah itu, saudara perempuan Harun, mengambil rebana di tangannya…”
Tidak banyak catatan mengenai Amran dan Yokebed, yang banyak adalah catatan-catatan indah bertuliskan tinta keemasan mengenai ketiga anak mereka. Amran dan Yokebed adalah orangtua yang hidup pada masa sukar, karena mereka terdampak kekejaman Firaun memperlakukan mereka sebagian dari umat Israel yang hidup sebagai budak Mesir. Tetapi dari keluarga sederhana inilah lahir tiga orang tokoh yang besar dan berpengaruh. Miryam, Harun dan Musa adalah tiga orang tokoh yang sangat berdampak pada zamannya. Di antara ketiga saudara ini si bungsu Musa adalah paling besar dan paling berdampak. Dalam kenyataannya tiga orang ini, adalah orang cerdas dan berkarisma. Jadi Amran adalah ayah dari tiga orang cerdas. Adalah hal yang luar biasa bila orang tua yang biasa hidup dalam perbudakan melahirkan anak-anak hebat dan cerdas yaitu tiga orang berbakat pemimpin seperti Miryam, Harun dan Musa. Bukan hanya melahirkan tetapi juga membesarkan dan tentunya mengarahkan mereka untuk berproses menjadi orang-orang cerdas dan berpengaruh.
Dalam Kenyataannya memang ada orang tua yang mempunyai anak pintar-pintar dan ada pula orang tua yang anak-anaknya tidak pintar. Hal ini adalah kenyataan yang tak perlu diapa-apakan lagi. Jadi kualitas kecerdasan sangat dipengaruhi faktor kelahiran. Tetapi faktor belajar atau pembelajaran yang disengaja memotivasi anak-anak untuk berfikir cerdas adalah tugas orang dewasa khususnya para orang tua. Apalagi bila sudah berbicara mengenai kualitas kerohanian, maka sangat banyak yang dapat dilakukan orang tua. Ketika orang Israel sudah tidak peduli mengenai kualitas kerohanian sehingga kehilangan iman, Amran dan istrinya setia mengajar anak-anaknya untuk terus hidup dalam doa dan menghidupi indahnya berbakti kepada Allah. Amran dan Yokebed tidak pernah lupa mengajarkannya seumur hidup mereka. Sebagai orangtua yang hidup dalam perbudakan tentu Amran dan Yokebed tidak pernah lupa mengajarkannya seumur hidup mereka. Sebagai orangtua yang hidup dalam perbudakan tentu Amran dan Yokebed tidak mempunyai metode yang cukup canggih dalam menanamkan nilai iman kepada anak-anaknya. Dua metode yang mereka lakukan adalah ketekunan dan keteladanan. Mereka tekun mengajarkan Firman itu siang dan malam tiap ada kesempatan. Kemudian Amran menyadari bahwa metode tercanggih adalah keteladanan. Mustahil kita dapat memaksa anak-anak untuk melakukan nilai iman, tetapi semua kita dapat mengilhami mereka dengan keteladanan. (MT)
Metode terbaik dalam memanamkan nilai adalah keteladanan.