Rabu 25 Maret 2020
YITRO – NASEHAT MERTUA
Yitro : – Mertua Musa – Belajar beriman – Penasehat bijak
Bacaan Sabda : Kel. 18:1-27
Keluaran 18:9-10 “Bersukacitalah Yitro tentang segala kebaikan, yang dilakukan TUHAN kepada orang Israel, bahwa Ia telah menyelamatkan mereka dari tangan orang Mesir. Lalu kata Yitro: “Terpujilah TUHAN, yang telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan Firaun.”
Musa datang ke rumah Yitro di Midian hanya sebagai seorang pelarian yang menghindar dari kekejaman Firaun. Tidak ada keterangan mengenai keadaan Yitro sebelum kedatangan Musa apakah dia sudah atau belum percaya pada Tuhan. Kemungkinan besarnya adalah belum percaya, jadi pertemuan dengan Musa sangat berdampak kepada Yitro. Jadi saat Musa mulai berkomunikasi dengan Yitro saat itulah membuka hatinya untuk hidup beriman kepada Allah. Tentu Musa menginformasikan pengalaman hidupnya meninggalkan status pangeran untuk bersatu dengan umat Allah.
Setelah cukup lama ditinggalkan Musa, Yitro tetap setia beriman dan mengikuti perkembangan kepemimpinan Musa yang ditandai denganberbagai mujizat. Waktu umat Israel berkemah dekat gunung Sinai Yitro mengunjungi Musa menantunya. Kunjungan Yitro cukup terang benderang menjelaskan bahwa dia adalah orang yang hidup beribadah dan taat kepada Allah walaupun Yitro bukan orang Israel. Kedatangannya adalah kunjungan singkat dengan tujuan untuk menasehati Musa menantunya. Walaupun Yitro adalah mertua Musa, tetapi tetap saja dia adalah orang luar. Terkadang orang luar lebih mempunyai padangan dan penilaian yang tajam dari orang dalam. Itulah sebabnya justru Yitro mampu memberi nasehat yang sangat berguna bagi Musa. Nasehat penting kepada Musa adalah sebuah sistem yang perlu dijalankan oleh seseorang pemimpin untuk mengurangi beban dan kesibukannya. Sistem itu namanya adalah pendelegasian. Yitro menasehati menantunya agar membagi tugas dan memberi kepercayaan kepada orang lain untuk memimpin. Tetapi Yitro juga mengingatkan agar memilih orang yang takut akan Allah dan dapat dipercaya. Dari nasehatnya dapatlah kita simpulkan bahwa Yitro sudah terbiasa sebagai orang beriman walaupun dia bukan orang Israel. Yitro rupanya mendapat masukan dari anaknya Zipora yang tentu saja menjadi korban atas kesibukan Musa. Musa yang tergoda melakukan pekerjaan seorang diri, segera melakukan pembagian tugas. Musa membagi tugas dan mengikutsertakan orag lain turut bertanggungjawab. Kunjungan Yitro kepada menantunya sangat bermanfaat. Sampai sekarang dan seterusnya sistem ini berlaku. Setiap pemimpin yang mau berhasil harus belajar mendelegasikan kewibawaan dan tanggungjawab kepada orang lain, tentulah yang dapat dipercaya dan takut akan Tuhan. (MT)
Jangan pernah menyepelekan nasehat orangtua atas alasan kurang cerdas dan ketinggalan zaman.