Sabtu 21 Maret 2020
MUSA – TIDAK TAAT
Musa : – Berbicara cukup – Marah – Memukul – Gagal
Bacaan Sabda : Bil. 20:1-13
Bilangan 20:12 “Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.”
Bukan hanya kemarahan dan pelanggaran kepada perintah Allah yang membuat Musa gagal memasuki negeri yang sangat didambakannya. Di balik kemarahannya ada kesalahan berupa ketidakpercayaan dan penonjolan diri. Penonjolan diri dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama mampu merampas pahala terindah yang didambakan oleh semua pengikut Kristus, sama seperti yang dialami Musa. Berbagai mujizat dalam pelayanan harus disikapi dengan baik, sebab mujizat dinyatakan adalah untuk kemuliaan Allah bukan untuk ketenaran pelayan. Melalui mujizat Allahlah yang ditinggikan bukan pelayan yang ditonjolkan.
Musa diperintahkan Allah membawa tongkat dan memerintahkan gunung batu mengeluarkan air untuk memenuhi kebutuhan umat Israel yang sedang marah-marah karena kehausan. Kesalahan Musa adalah dia memukul gunung Batu dengan tongkatnya. Air keluar dan seketika Musa berhasil meredakan kemarahan umat Israel. Hal itu berarti Allah memakai Musa menyelamatkan umat Israel dari bahaya degradasi yang mematikan. Tetapi Musa tetap bersalah dan Allah menjatuhkan hukuman atas kesalahannya itu. Hukuman itu bagi Musa sangat berat. Musa tidak akan ikut masuk ke negeri perjanjian yang sangat didambakannya. Padahal sangat masuk akal bila Musa memukul batu itu tidak hanya berkata-kata saja. Allah menyuruh Musa membawa tongkat. Lagipula pengalaman sebelumnya Allah memerintahkan memukul batu untuk mengeluarkan air. Tentu Musa masih terpengaruh pengalamannya itu. Belum lagi perintah untuk membawa tongkat. Jadi sangat masuk akal bila Musa memukul dan memerintahkan batu itu agar mengeluarkan air. Jadi mungkin saja kita para pembaca Alkitab yang mengikuti kisah ini menganggap kesalahan Musa sebagai kesalahan sepele saja. Ditambah lagi provokasi kemarahan umat yang tak terkendali membuat Musa marah dan kehilangan kesabarannya. Ternyata kesalahan Musa bukanlah karena marah dan memukul batu.
Ada dua(2) kesalahan di balik wujud memukul batu tersebut:
- karena tidak percaya. Musa terikat dengan pengalaman membuatnya kurang percaya bila hanya bicara saja. Mungkin saja Musa sudah menjadi percaya kepada kesaktian tongkatnya sehingga keyakinannya menjadi Firman plus tongkat.
- karena tidak menghormati kekudusan Allah. Seperti yang sudah di singgung di awal bahwa adanya aspek penonjolan diri adalah sikap tidak menghormati keputusan Allah. Hati harus terus terjaga agar tetap tulus untuk memuliakan Allah saja
Dalam hal ini Allah tetap memakai Musa dalam memimpin umat-Nya. Musa gagal masuk Kanaan tetapi namanya tetap terukir di hati umat. (MT)
Memukul batu adalah wujud dari kesalahan Musa tetapi masalah utamanya adalah soal hati tak taat.