Jumat 20 Maret 2020
MUSA – PENGANTARA
Musa : – Mengasihi – Pengantara – Gambaran Yesus
Bacaan Sabda : Kel. 32 : 21-35
Keluaran 32:32 “Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu — dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.”
Menjadi pendoa syafaat itu adalah:
- Anugerah yang indah dengan catatan bukan hanya status keagamaan, tetapi harus betul-betul dijiwai dan dihidupi.
- Hati pendoa syafaat sejati tidak akan pernah dikotori kebencian dan iri hati.
- Hati pendoa syafaat sejati haruslah bersih dan tulus.
Hal itu penting disadari oleh semua pendoa syafaat, karena pendoa syafaat itu biasanya mencurahkan hati kepada Allah dengan hati penuh belas kasih kepada orang-orang yang sering menyakiti hatinya. Musa adalah seorang pendoa syafaat yang penuh belas kasih. Musa mencurahkan hatinya kepada Allah mendoakan Harun dan orang-orang Israel yang sangat menyakiti hatinya. Kasih Musa kepada mereka mendorong Musa memohon pengampunan atau kesalahan fatal Harun dan orang Israel membuat dan menyembah patung anak lembu emas. Musa memohon bila perlu dia tersingkir dari komunitas asal Allah mengampuni dosa umat Israel. Bila ditelaah sejenak doa Musa ini sepertinya bernada kesombongan. Dalam hal ini jelas-jelas Musa memohon penawaran kepada Allah, jika umat Israel tidak mungkin diampuni lagi dia rela namanya terhapus dari kitab Allah. Kalaupun tak bernada kesombongan permohonan Musa ini terlalu berani dan bisa juga disebut gegabah. Tetapi itulah Musa yang berdoa dengan tulus dan berani. Musa tahu bahwa Allah maha bijaksana memberi jawaban atas doanya. Ternyata doanya berisi penawaran yang terlalu berani itu tidak dikabulkan oleh Allah.
Musa adalah seorang pemimpin berwibawa dan pendoa syafaat yang baik. Tetapi dia tak mungkin menanggung dosa dan kesalahan orang lain. Sebab hanya Yesuslah satu-satunya yang berkuasa dan mempunyai kasih yang sempurna untuk menebus dan menanggung kesalahan dan dosa manusia. Allah menilai doa Musa berisi penawaran, bukanlah doa yang salah, karena Musa hanyalah memohon, bukan mendesak bukan pula menuntut.
Dalam hal ini Musa memberi keteladanan seorang pendoa syafaat:
- Pendoa syafaat harus siap mengorbankan dirinya untuk umat yang didoakan. Doa para pendoa syafaat memang harus mempunyai cakupan yang luas dan permohonan pun harus cukup berani, tetapi harus juga tunduk kepada kedaulatan Allah, mengabulkan ataupun tidak mengabulkan.
- Dan hal yang utama adalah pendoa syafaat haruslah mempunyai rasa belas kasih kepada orang lain, termasuk orang lain yang membenci dan memusuhi. (MT)
Pendoa syafaat siap berkorban untuk umat yang didoakan dan hatinya tulus tak pernah dikotori kebencian.