Minggu 15 Maret 2020
MUSA – SOLIDARITAS
Musa : – Pangeran – Solidaritas – Melarikan diri
Bacaan Sabda : Kel. 2:11-25
Keluaran 2:11 “Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.”
Anak yang hampir mati di sungai Nil itu ternyata diselamatkan. Dialah Musa yang diangkat putri Firaun menjadi salah seorang putra mahkota di Mesir. Suatu jalan hidup berliku namun menjadi sangat jitu mengantarnya menjadi sang pangeran. Dalam hal ini sangat nyata pengaturan Allah. Allah memakai dan mengendalikan keadaan termasuk keadaan politik Mesir untuk membangkitkan pemimpin masa depan umat-Nya. Menjadi seorang pangeran tentulah membuat Musa mendapat pendidikan berkualitas. Musa tidak menyia-nyiakan kesempatan tetapi memanfaatkannya secara maksimal.
Dalam pembelaannya di hadapan Mahkamah Agama Stefanus mengangkat pengalaman Musa ini dengan berkata “Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir dan dia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya” (Kisah Rasul 7:22). Stefanus ingin menjelaskan bahwa kedudukan dan kekuasaan jangan pernah disalahgunakan. Dan jangan pula menjadikan seseorang lupa diri akan asal-usulnya. Musa tidaklah orang yang lupa akan statusnya sebagai umat pilihan Allah yang diajarkan oleh ibu yang membesarkannya. Itulah sebabnya mempunyai rasa solidaritas yang tinggi terhadap umat Israel yang diperbudak secara kejam di Mesir. Kita boleh juga merenungkan bahwa tidak mudah bagi Musa memutuskan untuk mengorbankan status kepangerannya untuk bersatu dengan umat Allah. Ketika dia membela umat Israel yang diperlakukan mandor Mesir dengan tidak manusiawi. Sewaktu Musa membunuh mandor Mesir tentu dia merasa telah sangat solider dengan budak Israel yang adalah saudara sebangsa dan seimannya. Dia sempat juga beranggapan bahwa dia akan dianggap oleh para budak kecil itu sebagai pahlawan. Tetapi anggapannya salah karena justru dia dilaporkan saudara seiman yaitu sebagai pembunuh. Kembali Allah memakai kejadian yang salah ini untuk semakin menjauhkan Musa dari status pangerannya. Karena hidupnya terancam Musa pun melarikan diri ke Midian.
Pendidikannya di Mesir telah dilalui membuatnya semakin merasa berkuasa. Tetapi Allah yang mempunyai rancangan untuknya mengatur keadaan itu sebagai cara memisahkan Musa dari status pangeran. Tetapi ada pelajaran penting bagi umat Tuhan sepanjang sejarah. Ada saatnya kita harus meninggalkan karir yang baik bila karir itu menjauhkan kita dari kehendak Allah. Pengorbanan Musa ini mempunyai kesamaan dengan pengorbanan Yesus. Jadi sangat layak diteladani. (MT)
Rasa solidaritas yang ditolak sangat menyakitkan tapi dapat mendekatkan kita kepada Allah.