Kamis 12 Maret 2020
YUSUF – PENDAMAI
Benyamin : – Anak bungsu – Seibu dengan Yusuf – Pendamai
Bacaan Sabda : Kej. 43:26-44; 34
Kejadian 44:33-34 “Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya. Sebab masakan aku pulang kepada ayahku, apabila anak itu tidak bersama-sama dengan aku? Aku tidak akan sanggup melihat nasib celaka yang akan menimpa ayahku.”
Kejadian 43-44 ini sangat menarik dibaca, karena berhubungan dengan kejadian yang umum terjadi dalam keluarga besar. Yusuf menginterogasi kakak-kakaknya yang datang ke Mesir untuk mencari makanan. Tujuan Yusuf hanyalah untuk mengetahui perkembangan keluarganya yang terpisah dengannya kurang lebih dua puluh tahun. Tidak ada dendam di hati Yusuf sedikitpin, sehingga kedudukannya menjadi alasan yang kuat mampu menghukum kakak-kakaknya. Yusuf tidak perlu banyak bertanya kepada kakak-kakaknya, Yusuf tidak perlu banyak bertanya, ternyata kakak-kakaknya sangat kooperatif. Mereka sangat terbuka memberi informasi mengenai ayah mereka. Yakub masih hidup dan tidak bisa hidup tanpa adik mereka Benyamin. Yusuf pun mengatur strategi agar mengenal kakak-kakaknya lebih jelas. Yusuf tidak mau bertindak gegabah, agar tidak salah dalam bertindak dan jangan pula sampai ada yang tersakiti. Karena terkadang tindakan benar bisa menyakiti orang lain. Yusuf menjadikan adik se-ibu kesayangannya itu menjadi alat untuk mengenal dan mengetahui karakter kakak-kakaknya.
Dalam hal ini Benyamin menjadi sosok pendamai keluarganya. Benyamin sebagai sosok pendamai bukan karena kecerdasannya sebagai motivator yang pandai bicara. Dia juga tidak melakukan usaha mediasi yag didasari oleh kasih yang benar kepada keluarganya. Semua hanyalah oleh kehadirannya. Hadir dalam pertikaian tanpa bicara terkadang lebih berdampak daripada banyak bicara. Karena terkadang dalam banyak bicara justru berpotensi menghasilkan banyak kesalahan dan diam itu adalah emas. Jadi yang penting kita perlu tahu waktu tepat untuk bicara dan memilih untuk diam. Ketika Yusuf meminta untuk membawa Benyamin, kesepuluh kakaknya keberatan membuktikan kakak-kakaknya mengasihi Benyamin. Tetapi keadaan memaksa mereka harus membawa Benyamin. Benyamin mau karena kehadirannya dibutuhkan oleh semua anggota keluarga besar. Dan ketika Benyamin ditahan Yusuf, kakak-kakaknya khususnya Yehuda mau menggantikan Benyamin untuk menjadi budak bagi Yusuf. Saat itulah Yusuf mengetahui pasti bahwa kakak-kakaknya sudah berubah. Kesatuan keluarga yang sempat tercabik oleh ego dan iri akhirnya dipersatukan oleh keinginan untuk melindungi Benyamin demi ayah mereka Yakub. Benyamin mempersatukan keluarga tanpa bicara. Kita semua memerlukan pemersatu seperti Benyamin yang dalam diam menjadi pendamai umat Tuhan yang terbagi-bagi. (MT)
Kehadiran tanpa bicara lebih berdampak daripada berbicata banyak tanpa kehadiran.