Sabtu 07 Maret 2020
YUSUF – SANG PEMIMPI
Yusuf : – Anak Yakub – Anak kesayangan – Anak pemimpi
Bacaan Sabda : Kej. 30:22-34; 37:1-11
Kejadian 30:3 “Kata Rahel: Ini Bilha, budakku perempuan, hampirilah dia, supaya ia melahirkan anak di pangkuanku, dan supaya oleh dia aku pun mempunyai keturunan.”
Kejadian 37:11 “Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.”
Perlakuan Yakub kepada Yusuf sangat istimewa dibanding dengan 11 orang saudara-saudara Yusuf. Kemungkinan besar sikap Yakub ini karena Yusuf adalah dari istri cinta sejatinya yang lahir pada masa tua Yakub. Hal itu membuat saudara-saudaranya Iri hati dan benci kepada Yusuf. Tentu saja dalam hal ini Yusuf tidak boleh disalahkan. Yakub telah membuat kesalahan karena bertindak pilih kasih terhadap anak-anaknya. Tetapi Yakub tidak dapat menahan perasaannya yang istimewa kepada Yusuf dan juga tidak mampu menyembunyikannya. Yusuf tidak menikmati perlakuan istimewa ini serta tidak membuatnya kurang hormat kepada kakak-kakaknya. Dia tetap menjadi adik yang baik dan anak yang sama dengan kakak-kakaknya dihadapan Yakub. Dalam hal ini tetap saja Yakub salah tetapi juga Yakub jujur mengungkapkan perasaannya. Bila saudara-saudara Yusuf marah seharusnya kemarahan itu dialamatkan kepada Yakub bukan kepada Yusuf. Karena Yusuf tetap adik yang baik bagi kakak-kakaknya.
Jadi bila saudara dibenci orang atas kesalahan dan kejahatan yang dilakukan oleh orang lain, tak perlu marah. Terimalah hal itu sebagai bagian yang memproses keindahan hidup saudara. Karena hal itu sudah ada sejak dulu dan pasti juga selalu ada. Yusuf sama sekali tidak terganggu dengan sikap kakak-kakaknya. Dia tetap bersikap baik dan benar dan tidak terganggu menatap masa depan. Allah melihat jauh kedalaman jiwa Yusuf dan mengetahui serta mengenal ketulusan hati Yusuf. Allah pun menuntun Yusuf melihat jauh ke depan melalui mimpi-mimpi yang mudah ditebak artinya. Allah menyatakan kehendak-Nya kepada Yusuf melalui mimpi yang bersifat nubuat. Cara Allah menyatakan kehendak-Nya melalui mimpi masih tetap berlaku. Bila semakin jarang bukan Allah yang berubah tetapi pikiran umat-Nyalah yang semakin kurang fokus kepada Allah. Tetapi juga Allah sudah memberi firman-Nya sebagai petunjuk yang kuat dan benar akan kehendak-Nya. Mungkin karena Yusuf belum dewasa, dia tidak memiliki kepekaan terhadap arti mimpi tersebut. Dia secara polos menceritakannya kepada keluarganya. Kakak-kakaknya yang sudah dewasa ternyata sangat sensitif, tetapi justru tersinggung dan menuduh adiknya kurang ajar. Sekali lagi Yusuf dibenci kakak-kakaknya karena kejujurannya. Berbeda dengan Yakub yang sudah berulang kali memasuki pengalaman spiritual hasil iman dan kedekatannya dengan Allah. Respon kakak-kakaknya sangat negatif tetapi Yakub menyimpan hal itu dalam hatinya. (MT)
Sang pemimpin sejati adalah pemimpin karena mempunyai visi dan melihat jauh ke depan.