Kamis 05 Maret 2020
YEHUDA-SANG PENAKLUK
Yehuda : – Anak Yakub – Hak kesulungan – Penakluk
Bacaan Sabda : Kej. 49 : 8-12
Kejadian 49:10 “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.”
Yehuda adalah anak keempat Yakub dari Lea istri yang pada awalnya tidak dicintainya. Alasan tidak cinta menjadikan Yakub melakukan kesalahan karena kawin lagi dengan Rahel atas nama cinta. Pada awal perkawinan Yakub dengan Lea keadaan begitu buruk karena perkawinan bukan berdasarkan cinta. Yang menjadi korban adalah Lea sehingga dia berusaha merebut hati suaminya. Tentu saja Lea membentuk diri agar menjadi istri yang patut dicintai. Alkitab menjelaskan bahwa Allah melihat penderitaan Lea sehingga Yakub menaruh cinta yang tulus kepada Lea dan Allah mengaruniakan 6 orang anak laki-laki kepada Lea sedangkan Rahel yang dicinta yang langsung tumbuh pada pandangan pertama merasa nyaman saja. Tak ada usaha untuk memperbaiki diri. Rahel pun harus menunggu waktu yang cukup lama untuk memperoleh anak .Cinta mati bukan jaminan untuk segera memperoleh seorang anak, karena kehadiran seorang anak adalah pemberian Allah. Akan halnya Yehuda sebagai anak keempat Yakub dan Lea adalah pemberian Allah bagi keluarganya.
Tiga orang kakak Yehuda mendapat penilaian minus moral dari ayah mereka. sehingga tak seorangpun dari mereka yang berhak mendapat hak kesulungan. Itulah sebabnya hak dan berkat kesulungan itu justru diberikan Yakub kepada Yehuda. Allah sendirilah yang menuntun Yakub memberi hak kesulungan itu kepada anak ke-empatnya. Berkat yang dicurahkan Allah melalui Yakub kepada Yehuda menunjukkan bahwa Yehuda diberikan hak kesulungan. Dengan demikian memperoleh berkat yang dijanjikan Allah kepada Abraham. Yehuda memperoleh kelebihan dari kakak-kakaknya, demikian juga keturunan-keturunannya. Melalui Yehudalah dinasti Daud, dan kepada Daudlah janji Allah bahwa kerajaan Daud akan dikekalkan.
Dalam sejarah Israel selanjutnya, maka kerajaan Yehudalah yang terus mempertahankan status mereka sebagai umat pilihan Allah. Suku-suku lain selain Yehuda kehilangan sejarah dan warisan mereka sebagai bangsa pilihan Allah. Pertanyaannya adalah “Mengapa Yehuda?” Jawabannya adalah bahwa hal itu sepenuhnya kedaulatan Allah. Perlu juga kita tahu bahwa selain Allah membuat keputusannya berdasarkan kedaulatan-Nya. Dia juga mendasari keputusannya berdasarkan kasih dan kemahatahuan-Nya. Dia mengenal hati dan mengetahui hal-hal yang penting dan tepat pada waktu-waktu yang jauh membentang ke depan. (MT)
Seseorang dapat disebut penakluk hanyalah mereka yang mampu menaklukkan diri sendiri.