Senin 02 Maret 2020
AYUB – PENDERITAAN ORANG BENAR
Ayub : – Bapa Leluhur – Hidup saleh – Tetap setia
Bacaan Sabda : Ayub 1 : 1-12
Ayub 1:21 “katanya: Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
Ayub 19:23 “Ah, kiranya perkataan- ku ditulis, dicatat dalam kitab”
Ayub hidup bersama pada zaman bapa leluhur, khususnya pada zamannya Abraham. Hal ini menjelaskan bahwa ada juga orang beriman pada zaman bapa leluhur di luar Abraham. Hanya saja sepertinya Abraham dipanggil Allah secara khusus untuk rencana-Nya yang berhubungan dengan jalan keselamatan satu-satunya untuk semua manusia berdosa. Ada juga imam Allah yang Mahatinggi, Melkisedek.
Jadi jelas, bahwa kemunculan Ayub cukup untuk menjelaskan bahwa ada juga umat beriman selain Abraham. Ayub adalah bapa leluhur yang hidup saleh dan takut akan Tuhan. Bila dibandingkan dengan Abraham, Ayub lebih baik dan lebih saleh dan juga lebih setia. Mengapa Abraham dan bukan Ayub yang dipanggil dan dipilih? Jawabannya adalah kita tidak tahu karena hal itu adalah kedaulatan Allah. Yang pasti Ayub mempunyai kisah hidup yang sangat tragis dan dramatis. Karena sangat jelas memberi Informasi mengenai penderitaan orang saleh yang takut akan Tuhan. Bila ditinjau sepintas bahwa Ayub seakan-akan menjadi korban pertaruhan Allah dengan iblis. Karena sesungguhnya bila meninjau keseluruhan kisah Ayub, akan menemukan fakta bahwa Allah mempunyai tujuan untuk memuliakan Ayub. Allah mengijinkan iblis mencobai Ayub agar Ayub yang sudah baik dan saleh akan muncul sebagai pribadi yang semakin baik dan semakin saleh. Bukan hanya berguna bagi Ayub, tetapi berguna juga bagi umat Allah sepanjang masa.
Ayub 19:23, Ayub mendambakan agar kisah hidupnya ini ditulis dalam Alkitab. Ternyata dambaan hati yang didoakannya ini dikabulkan. Ayub menjadi bagian dari Alkitab yang memberi penjelasan tentang penderitaan orang yang benar. Dalam menghadapi musibah yang datang secara tiba-tiba, Ayub tentu tertekan, tetapi Ayub menerima kenyataan dengan mengungkapkan pernyataan-pernyataan iman yang mengejutkan. Ayub berkata Allah yang memberi, Allah juga yang berhak untuk mengambil. Ayub juga berkata “Mataku sendiri telah melihat Allah”. Berbagai permohonan yang dipanjatkan Ayub pada masa penderitaannya, dijawab Allah dengan baik.
Bila kita membaca dan mencermati kitab Ayub maka kita akan menemukan nilai-nilai yang sangat penting untuk diterapkan dalam hidup:
- Kisah Ayub ini telah memberkati banyak pembaca yang sedang menghadapi kesulitan.
- Ternyata penderitaan tidak selalu berhubungan dengan kejahatan dan kesullitan hidup,
- tidak selalu berhubungan dengan kesalahan.
- Ayub menjadi teladan dalam menghadapi penderitaan.
- Penderitaan telah membuktikan kesetiaan Ayub.
- Penderitaan telah membentuk Ayub yang sudah baik menjadi semakin baik. (MT)
Melalui kisah Ayub dapat suatu pelajaran indah bahwa Allah membuat orang baik semakin baik.