Selasa 25 Februari 2020
HARTA VS PERKENAN ALLAH
Esau : – Anak Ishak – Saudara Yakub – Pemburu
Bacaan Sabda : Kej. 33:1-20
Kej. 33:4 “Tetapi Esau berlari mendapatkan dia; didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangislah mereka.”
Obaja 1:7 “Betapa kaum Esau digeledah, betapa harta bendanya yang tersembunyi dicari-cari”
Esau mempunyai kepribadian yang labil. Hal itu sangat jelas pada sikapnya kepada hak dan berkat kesulungannya. Pada awalnya dia kurang menghargainya, sehingga hanya dengan semangkok sop kacang merah dia memberikannya kepada adiknya Yakub. Tetapi setelah Yakub merebutnya dengan cara menipu ayah mereka Ishak, Esau berubah pikiran. Esau marah besar kepada Yakub, padahal dia sudah memberinya kepada Yakub dengan menukarkannya dengan semangkok sop kacang merah. Yakub sebenarnya berhak melakukan perlawanan, tetapi Yakub memilih mengalah saja dengan cara pergi melarikan diri. Yakub menyadari saudaranya adalah seorang pemburu berbadan kekar yang dipenuhi bulu, dan terkesan kuat dan kejam. Itulah salah satu alasannya tidak mau konfrontasi dengan sang kakak yang sedang marah besar. Yakub memilih melarikan diri ke rumah pamannya Laban.
Tetapi Yakub yang sudah semakin tua dan dikaruniai anak-anak dari dua orang istrinya ingin pulang ke kampung halamannya. Karena dia takut, satu-satunya yang dapat dilakukan adalah berdoa “Lepaskanlah kiranya aku dari tangan kakakku, dari tangan Esau, sebab aku takut kepadanya, jangan-jangan ia datang membunuh aku, juga ibu-ibu dengan anak-anaknya” (Kejadian 32:11). Yakub mengenal Esau ini seorang kuat dan kejam yang tidak punya hati dan waktu kepada hal-hal yang bersifat rohani atau kehidupan iman. Dia adalah seorang yang materialistis yang cepat kaya. Kemarahannya kepad Yakub adalah hak atas warisan dua kali lipat setelah diberkati Ishak sebagai penyandang hak kesulungan. Pelarian Yakub adalah sikap menyerahkan semua hak warisan kepada Esau, dia tak pernah berpikir akan warisan iman atau berkat rohani. Esau cepat menjadi sangat kaya secara materi, itu cukup baginya. Dia tidak peduli kehilangan nilai rohani dari hak kesulungan yang diremehkannya.
Ketika Yakub datang ternyata dia menyambut dengan baik. Yang pasti ini adalah jawaban Allah atas doa Yakub. Tetapi mungkin juga tidak masalah Esau karena semua kekayaan orangtua mereka sudah menjadi miliknya. Esau tidak peduli atas perkenan Tuhan, karena kekayaan tidak akan pernah menjadi tanda perkenan Tuhan atas seseorang. Keturunan Esau adalah orang Edom. Nabi Obaja yang bernubuat untuk orang Yehuda justru memberi informasi yang buruk mengenai keturunan Esau ini. Ternyata sama dengan Esau, pusat kehidupan mereka adalah harta, untuk materi mereka berperang, menjarah, merampok dan membunuh orang lain. Mereka berulangkali kaya tetapi tanpa sejahtera tetapi hilang juga tanpa bekas karena kekayaan mereka tanpa perkenan Allah. (MT)
Kalau fokus seseorang kepada harta biasanya tak akan peduli perkenan Allah.