Sabtu 22 Februari 2020
TERTAWA PENUH SUKACITA
Ishak : – Gelat tawa – Taat orangtua – Pasrah
Bacaan Sabda : Kejadian 21:1-7; Kejadian 22:1-12
Kejadian 21:6 “Berkatalah Sara: Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku”
Kejadian 22:10 “Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya”
Tanpa rasa canggung Sara menyambut kelahiran anaknya Ishak dengan berkata “Allah telah membuat aku tertawa”. Padahal ketika Allah memastikan bahwa dia akan melahirkan dia tertawa karena dia tak percaya perempuan uzur seperti dia akan mengandung dan melahirkan seorang anak. Sekarang setelah firman Allah terwujud, dia tertawa kegirangan dan siap pula ditertawakan, karena dia menjadi seorang nenek-nenek tua yang sibuk menyusui bayinya. Tetapi Sara sudah siap untuk itu, karena kelahiran Ishak bukanlah soal malu dan ditertawakan. Kelahiran Ishak adalah soal kegenapan janji Allah dan soal tidak ada yang mustahil bagi Allah. Dua puluh lima tahun adalah waktu yang cukup panjang menanti kelahiran Ishak. Bagi Abraham dan Sara itu cukup melatih kesabaran. Tetapi selain kesabaran menanti tentu ada hal yang cukup penting yaitu Ishak yang dinanti, Seseorang yang dinanti cukup lama tentulah seseorang yang sangat penting. Ishak memang sangatlah penting untuk mewujudkan janji Allah kepada Abraham yang menyangkut rencana Allah akan dunia dan bangsa-bangsa. Tetapi cukup mengejutkan pula saat Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan Ishak. Ishak tentu bahagia saat Abraham mengajaknya untuk mempersembahkan korban di atas mezbah kepada Allah. Abraham sejak awal tahu akan apa yang akan dikorbankan, tetapi Ishak tidak tahu sama sekali. Itulah sebabnya pada perjalanan menuju bukit pengorbanan Abraham sangat murung dengan langkah yang berat, sedangkan Ishak sangat gembira dengan langkah yang ringan.
Setelah tiba, Abraham mulai mengikat kaki dan tangannya, dan Ishak tahu sekarang dialah yang diminta Allah untuk dikorbankan. Pasti Ishak mengetahui sebelum ia diikat. Bisa saja dia lari, karena secara fisik dia pasti lebih kuat dari ayahnya. Tetapi dia menyerahkan dirinya dengan sukarela. Dia diikat dan dibaringkan di atas batu-batu yang disusun ayahnya, dan dia juga tentu membantu ayahnya untuk menyusun batu tersebut. Arti nama Ishak adalah “gelak tawa”. Tetapi bagi dia mungkin sikap ayahnya kalli ini menjadi lelucon yang tak lucu dan tak pantas membuatnya tertawa.
Jadi ini bukanlah ujian untuk Abraham saja, tetapi juga untuk Ishak. Sehingga Abraham dan Ishak sama-sama berhasil memenangkan ujian ini. Tidak salah menanti lama seorang berkualitas seperti Ishak. Dia bukan hanya tidak mati tetapi menghidupkan semangat ayahnya. Di perjalanan pulang pastilah mereka tertawa bahagia. Tetapi yang pasti Ishak menunjukkan kualitasnya melalui taat dan hormat kepada orangtua dan pasrah diri dipersembahkan kepada Allah. (MT)
Bila saudara mau tertawa dengan sukacita belajarlah menertawakan masalah dan kesulitan.