Jumat 21 Februari 2020
LOT – MAKMUR TAPI TAK BAHAGIA
Lot : – Keponakan Abraham – Orang benar – Tidak bahagia
Bacaan Sabda : Kej. 19 : 12-29
Kejadian 19:24 “Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit”
2 Petrus 2:7”tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja”
Mungkin saja salah satu alasan Abraham memperjuangkan keselamatan Sodom dan Gomora di hadapan Allah adalah keponakannya Lot. Bukan hanya karena adanya hubungan keluarga, tetapi Abraham mengenal Lot bukanlah orang jahat seperti penduduk Sodom dan Gomora. Jadi tidak adil bila hukuman kepada penduduk jahat jatuh pula kepada orang benar. Dengan berani Abraham memohon supaya Allah tidak salah dengan menghukum orang benar pula hanya oleh kemarahan-Nya kepada orang jahat yang tidak mau bertobat. Sudah tentu Allah tidak melakukan kesalahan. Faktanya Ia menyelamatkan orang benar dan membinasakan penduduk Sodom dan Gomora yang jahat.
Perjanjian Baru Khususnya dalam surat Rasul Petrus menyatakan bahwa Lot adalah orang benar. Tetapi ternyata walaupun Lot orang benar hidupnya, hidupnya tidak sejahtera. Lot terus menerus hidup menderita dalam kebenaran hidupnya. Kedengarannya sangat konduktif. Bagaimana bisa kebenaran dan ketidakbahagiaan sekaligus ada dalam diri seseorang? Melalui kehidupan Lot kita dapat belajar mengapa bisa orang benar tidak bahagia. Lot hidup benar tetapi dia mencintai dunia. Mula-mula Lot hanya ingin tahu keindahan dan kemajuan yang dicapai penduduk Sodom dan Gomora. Selanjutnya dia justru mulai masuk lebih dalam lagi dan kemudian terlibat dalam berbagai keindahannya. Lot tetap berusaha memperjuangkan hidup benar, tetapi dia tetap berada di Sodom dan Gomora. Lot mungkin saja berhasil memilah-milah hal-hal yang dapat dan tak dapat dilakukan. Tetapi dengan tetap berada di antara penduduk Sodom dan Gomora membuatnya justru tidak sejahtera. Dan ketika Sodom dan Gomora berperang Lot pun termasuk orang yang tertawan bersama penduduk jahat oleh kebaikan dan kebenaran Abrahamlah Lot dapat dibebaskan. Peristiwa itu belum cukup menyadarkan Lot agar meninggalkan Sodom. Lot tetap memilih tinggal di Sodom. Setiap hari Lot menyaksikan berbagai kejahatan, dia memang tidak berbuat jahat, tetapi dia tidak berbuat apa-apa untuk mencegah kejahatan itu. Lot mendiamkan saja disertai hati yang tidak pernah sejahtera. Akhirnya kejahatan penduduk Sodom hampir saja menghancurkan keluarga Lot. Allah pun bertindak secepatnya agar Lot dan keluarganya yang hidup benar itu selamat. Bila rasul Paulus berbicara tentang manusia yang diselamatkan dari api, maka kasus Lot ini perlu kita renungkan. (MT)
Melakukan hal yang dilarang Firman adalah suatu kesalahan, tidak melakukan perintah Tuhan adalah kelalaian.