Rabu 19 Februari 2020
ABRAHAM-PENYEMBAH SEJATI
Abraham : – Mengabulkan – Menyembah – Menerima
Bacaan Sabda : Kej. 22:1-19
Kejadian 22:6 “Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya keatas bahu Ishak anaknya, sedang ditangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama”
Peristiwa Abraham mempersembahkan anaknya Ishak sebagai anak harapan akan tergenapinya janji Allah kepada Abraham sesungguhnya bukanlah soal Allah mencobai Abraham. Artinya bukanlah soal Allah ingin tahu kualits iman Abraham. Allah Mahatahu, jadi tak perlu mengadakan testing untuk memberi nilai kehidupan Abraham. Peristiwa ini adalah soal Abraham. Sudah cukup lama Abraham meminta kepada Allah dan permintaannya berulangkali dikabulkan. Bahkan terkadang tanpa meminta pun Allah mencukupi kebutuhan Abraham. Makanya hal ini adalah soal Abraham.
Sebagai sahabat Allah memancing respon yang baik dari Abraham. Jika responnya tepat dan benar, bukan Allah yang paling senang dan puas melainkanAbraham. Kali ini Allah meminta yang paling dikasihi Abraham, yaitu anaknya Ishak. Ishak adalah anak perjanjian yang dikarunikan Allah kepada Abraham, melalui penantian yang panjang. Tetapi tetaplah bahwa kehadiran Ishak bagi Abraham adalah anugerah yang ajaib. Abraham pun menerimanya sebagai mujizat. Tetapi sekarang Allah meminta kepada Abraham agar Ishak dipersembahkan sebagai korban bakaran kepada Allah. Padahal syarat mutlak agar janji Allah kepada Abraham tergenapi adalah Ishak harus tetap hidup. Bila Ishak harus diserahkan menjadi korban di atas mezbah, maka harapan satu-satunya sepertinya adalah kebangkitan Ishak dari kematian. Tetapi tanpa sedikit ragu, Abraham mengabulkan permintaan Allah sebagai sikap taat kepada Allah. Karena bagi Abraham Allah tak mungkin salah. Dan alasan Abraham untuk taat adalah karena bila Abraham menyerahkan Ishak sebagai korban, itu berarti adalah bentuk penyembahan yang sangat bermutu kepada Allah. Abraham percaya bahwa bila Ishak adalah karunia Allah maka dia tidak perlu repot-repot berpikir dan berjuang mempertahankan Ishak. Pilihan tepat adalah merelakannya dan menerima kenyataan bila Allah memberi, Dia berhak pula meminta kembali.
Selalu saja tumpuan harapan Abraham adalah kasih setia Tuhan. Tentu saja Allah tidak menghendaki kematian jasmani Ishak. Lagi pula Allah sendiri mengutuk praktek mempersembahkan manusia dengan cara mengorbankan (Imamat 20:1-5). Ketika Ishak menanyakan domba yang akan dikorbankan ternyata dari awal Abraham menyatakan Allah akan menyediakan (Yehovah Jireh). Pernyataan iman ini tentu lahir dari pengenalan Abraham kepada Allah. Betul juga bahwa iman membuat Abraham menerima domba yang disediakan Allah untuk dipersembahkan. (MT)
Memberi yang terbaik kepada Allah hanya dapat dilakukan penyembah sejati.