Sabtu 15 Februari 2020
NIMROD – HAUS KEKUASAAN
Nimrod : – Haus Kekuasaan
– Pemburu
– Penakluk
Bacaan Sabda : Kej 10:6-20
Kejadian 10:8 “Kusy memperanakan Nimrod, dialah yang mula-mula sekali orang yang berkuasa di bumi.”
Roma 1:24 “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka”.
Nimrod lahir sebagai anak Kusy dari garis keturunan Ham. Tentu saja Nimrod tidak dapat memilih terlahir dari garis keturunan tertentu. Tetapi Nimrod tetap dapat memilih bagaimana dia seharusnya hidup. Nimrod ini selalu dihubungkan dengan menara Babel karena latar belakang pembangunan menara Babel untuk memamerkan kebesaran dan kekuasaan manusia. Pembangunan menara Babel adalah merupakan wujud haus kekuasaan yang merambat dari Nimrod ke jiwa manusia dari generasi ke generasi. Jadi pembangunan menara Babel ini, sepertinya berawal dari Nimrod seorang pemburu ternama yang haus kekuasaan dan penakluk segala hal yang mau mencoba membatasi kekuasaannya. Nimrod yang ditengarai manusia pertama berambisi mendirikan kerajaan ini selalu saja haus akan kebesaran dan kekuasaan. Dia yang terbiasa memburu mangsa berupa binatang, yang mungkin saja binatang paling buas, beralih menjadi pemburu kekuasaan dan selalu berambisi menaklukkan semua manusia. Pemburu yang tidak kenal belas kasihan berubah semakin tidak kenal belas kasihan karena tidak henti-hentinya memburu kekuasaan. Pemburuan kekuasaan yang dilakukan Nimrod ini tentu saja disaksikan oleh Allah. Mulai dari Nimrod sampai saat ini Allah menyaksikan orang-orang yang haus kekuasaan selalu memburu orang-orang yang hanya mau menyembah dan taat secara total kepada Allah.
Pemburuan dan penaklukkan itu sudah mulai berawal dari Nimrod dan tidak akan pernah berkurang melainkan terus saja meningkat. Bila kita mencoba menelusuri dosa manusia di tanah Sinear adalah bermula dari keinginan menguasai dunia, dan hidup terlepas dari Allah melalui kekuasaan yang terorganisasi. Sikap-sikap manusia yang dimulai oleh Nimrod ini berlandaskan kesombongan dan pemberontakan kepada Allah. Khususnya dalam kasus kegagalan pembangunan menara Babel, kita dapat menyimpulkan bahwa Allah selalu punya cara yang tepat untuk menggagalkan tujuan mereka. Dalam kasus Babel, Allah cukup mengacaukan bahasa manusia sehingga komunikasi mereka berantakan. Ada saatnya Allah membiarkan hingga melawan mereka sehingga mereka jatuh kepada kedursilaan dan kepada pertikaian yang menghancurkan mereka. Yang pasti Allah selalu punya cara melemahkan dan menghentikan perburuan kekuasaan ala Nimrod yang cenderung meningkat. Kita umat Tuhan perlu meningkatkan penyerahan diri kepada Allah dan terus tekun dan setia berdoa.(MT)
Allah selalu punya cara yang tepat menghentikan kejahatan orang yang haus kekuasaan.