Jumat 14 Februari 2020
ANAK-ANAK NUH YANG BERBEDA
Sem – Terpujilah Allah
Ham – Menjadi hamba
Yafet – Allah meluaskan
Bacaan Sabda : Kej 9:18-29
Kejadin 9:27 “Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya”
Efesus 2:13 “Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh darah Kristus”
Setelah peristiwa air bah kembali lagi manusia diawali dari satu keluarga, yaitu keluarga memberi informasi bahwa manusia hanya menyisakan delapan(8) orang saja yaitu Nuh dan istri dan 3 anaknya dengan pasangan masing-masing. Alkitab yang berlatar belakang Yahudi adalah patrilineal jadi anak perempuan tidak selalu ditulis. Penulisan nama anak-anak Nuh bertujuan mencatat kelangsungan sejarah manusia yang hampir saja putus. Tetapi hal itu tidak mungkin karena rencana Allah. Allah hanya membutuhkan seorang benar yang hidup bergaul dengan-Nya untuk melanjutkan rencana-Nya. Nuh setelah air bah melakukan suatu kesalahan, karena meminum anggur hasil pertaniannya sampai mabuk.Penyebutan pertama anggur dalam Alkitab langsung dihubungkan dengan kemabukan, dosa dan rasa malu. Hal itu ditandai dengan sikap anak dalam merseponi kelemahan ayahnya.
Ham menertawakan kesalahan ayahnya sedangkan Sem dan Yafet menutupi kesalahan ayah mereka. Sikap yang berbeda ini menentukan sikap Nuh kepada anak-anaknya. Nuh dipakai Allah menubuatkan masa depan anak-anaknya dan keturunannya. Sem dan Yafet akan diberkati Allah dengan memberikan berbagai keunggulan. Tetapi perlu dipahami bahwa nubuat Nuh ini adalah nubuat yang berisi janji bersyarat. Keturunan Ham (Kanaan) yang berbalik kepada Allah dan membangun moral sesuai dengan standar firman Allah akan menerima berkat seperti berkat yang diberikan kepada Sem dan Yafet. Sedangkan keturunan Sem dan Yafet yang meninggalkan Allah dan hidup bertentangan dengan firman Allah akan mengalami kutukan seperti kutukan Allah kepada Ham (Kanaan). Ada hal yang menarik dalam penjelasan ketiga anak Nuh ini. Sem dan Yafet selalu disatukan yang dikontraskan dengan Ham. Sem dan Yafet disatukan penerima berkat Allah dan Ham sebagai penerima kutukan. Dalam hal ini sepertinya sejarah akhlak manusia ke depan selalu dipertentangkan antara benar dan salah, baik dan buruk, diberkati dan dikutuk, binasa dan selamat. Walaupun berkat dan keselamatan itu adalah anugerah Allah berdasarkan kasih-Nya kepada manusia, tetapi respon manusia kepada Allah haruslah benar dan baik agar diberkati dan diselamatkan. (MT)
Anak-anak boleh berbeda dalam banyak hal, tetapi dalam sikap ke orangtua harus sama, ‘’menghormati’’.