Selasa 11 Februari 2020
METUSALAH – MANUSIA TERTUA
Metusalah : – Manusia tertua
– Anak Henokh
– Kakek Nuh
Bacaan Sabda : Kej 5:21-32
Kejadian 5:27 “Jadi Metusalah mencapai umur sembilan ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia mati.”
Ayub 12:12 “Konon hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya.”
Metusalah sangat beruntung terlahir sebagai anak Henokh. Tetapi lebih tepat disebut bahwa anugerah terbesar Metusalah adalah terlahir sebagai anak Henokh. Tentu saja Henokh menyambut kelahiran Metusalah dengan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah. Seorang ayah yang takut kepada Allah tentu saja mendidik anaknya hidup takut kepada Allah. Metusalah lahir pada saat ayahnya Henokh berusia 65 tahun. Metusalah mempunyai adik-adik laki-laki dan perempuan tetapi tidak ditulis kisahnya dalam Alkitab. Kemungkinan pemilihan seorang anak-anak Henokh jatuh pada Metusalah karena melalui garis keturunannyalah Yesus terlahir ribuan tahun kemudian. Tetapi mungkin juga Metusalah mempunyai kesalehan yang unggul dari adik-adiknya. Dan tidak menutup kemungkinan karena Metusalah adalah anak sulung Henokh. Yang jelas Metusalah sangat bangga dalam asuhan Henokh ayahnya yang dia kenal hidup bergaul dengan Allah.
Tentu kelahiran Metusalah juga menyemangati Henokh hidup lebih akrab lagi dengan Allah untuk memberi keteladanan kepada anak-anaknya. Selama 300 tahun Metusalah berada dalam asuhan ayahnya sebelum ayahnya terangkat atau berjalan dengan Allah menuju keabadian. Metusalah adalah seorang anak yang tidak perlu mengurus dan menangisi kematian seorang ayah. Dalam asuhan Henokh ayah yang hidup bergaul dengan Allah ini Metusalah bertumbuh dewasa. Pada usia 180 tahun Metusalah dikaruniai anak yaitu Lamekh. Berarti Henokh masih sempat menikmati kebahagiaan menggendong cucu sebelum dia terangkat berjalan bersama Allah. Metusalah terus saja melihat ayahnya mempertahankan pergaulannya yang akrab dengan Allah. Lamekh pun tentu sempat melihat sang kakek yang tak pernah tergelincir dalam melangkahkan langkah imannya yang hidup dekat dengan Allah. Metusalah bahagia dengan ayah yang hidup dekat dengan Allah, Metusalah bahagia menyaksikan anaknya Lamekh tumbuh dewasa. Bukan hanya itu saja, karena Metusalah juga bahagia melihat cucunya sesaleh Nuh yang hidup benar dan tidak tercela walaupun hidup di tengah-tengah manusia yang semakin jahat.
Tidak heran bila Metusalah menjadi orang tertua dalam sejarah manusia sepanjang zaman. Bukan hanya tua tetapi hidup dekat dengan Allah dalam perjalanan panjang membuat Metusalah berhikmat dan berpengertian sesuai Firman dalam Ayub 12:12. (MT)
Kalau ada hal yang penting yang perlu saudara pertahankan, pertahankanlah hidup dekat dengan Allah.