Jumat 07 Februari 2020
KAIN TERHALAU DARI HADAPAN ALLAH
Kain : Anak Adam, Pembunuh pertama, Terhalau
Bacaan Sabda : Kej 4:8-16
Kejadian 4:16 “Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.”
1 Yohanes 3:12 “bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.”
Oleh suatu kejahatan, Kain terhalau dari hadapan Allah. Mungkin kita mengganggap kejahatan dan dosa besar Kain adalah iri hati dan membunuh adiknya Habel. Itu adalah kejahatan dan dosa besar, tetapi bukanlah itu yang terbesar, sebab kita pun melakukan yang sama. Bukankah manusia berdosa sangat mudah iri hati? Lagi pula Yesus berkata bahwa membenci seseorang pun sudah merupakan dosa membunuh. Jelas bukan? Bahwa semua orang berdosa melakukan kejahatan dan dosa yang sama. Lebih jelasnya bukankah sering kita mempunyai pikiran-pikiran jahat dan kejam walaupun tidak terwujud? Hal itu sesungguhnya sama dengan pembunuhan. Pernahkah saudara mendengar istilah pembunuhan karakter? Bukankah kita sering jatuh dalam kejahatan yang tidak nyata ini bersamaan dengan pendapat, ucapan dan penghakiman kita tentang orang lain?
Nah sekarang kita kembali meninjau kesalahan Kain. Ternyata bukan hanya karena iri hati dan membunuh, dia terhalau dari hadapan Allah. Suatu hal yang paling buruk adalah sikap menyembunyikan dosanya. Sekiranya Kain mengakui dosanya, dan dia menunggu adiknya yang terbujur dan dengan jujur mohon ampun ceritanya tentu akan berbeda. Tetapi yang diperbuat Kain adalah dia menyembunyikan kejahatannya kepada Tuhan tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun. Kain tidak jujur akan kesalahannya, tetapi dia menyatakan kepada Tuhan bahwa dia takut bila terbunuh oleh orang lain seperti Habel adiknya. Bila ditinjau lebih jauh lagi dosa Kain adalah tidak percaya dan mengenal Allah, walaupun punya pengalaman berdialog dengan Allah. Allah yang berdaulat untuk menolak dan menerima persembahannya. Menyangkali kedaulatan dan eksistensi Allah adalah dasar dari kejahatan dan dosa-dosa Kain yang berkelanjutan. Setelah Kain pergi dari hadapan Allah dia tetap berharap memperoleh Firdaus tanpa tunduk kepada Allah. Kain dan keturunannya yang mendamba Firdaus walaupun jauh dan melawan Allah ini adalah suatu masyarakat humanistik perintis peradaban manusia yang terasing dari Allah. Suatu masyarakat humanistik yang berjuang keras mengatasi kutukan dosa. Suatu sistem kehidupan manusia yang dibangun berdasarkan prinsip usaha sendiri untuk menebus dirinya dan berketetapan hati melawan Allah. Rasul Yohanes menjelaskan mereka selalu hidup dalam kebencian dan menjauh dari hidup mengasihi. Tidak heran bila semua pemikiran dan fokus mereka adalah kebencian. (MT)
Bila iri hati muncul di hati segera buang sebab bila tidak dosa lain akan menyusul.