Minggu 26 Januari 2020
PENTINGNYA KETELADANAN
Yehezkiel 34; Yesaya 58; Lukas 1:26-56
Ayat Mas / Renungan
Yehezkiel 34:23-24
“Aku akan mengangkat satu orang gembala atas mereka, yang akan menggembalakannya, yaitu Daud, hamba-Ku; dia akan menggembalakan mereka, dan menjadi gembalanya. “Dan Aku, TUHAN, akan menjadi Allah mereka serta hamba-Ku Daud menjadi raja di tengah-tengah mereka. Aku, TUHAN, yang mengatakannya.”
Nabi Yehezkiel menantang para pemimpin Yehuda secara terbuka. Pemimpin Yehuda terdiri dari raja, imam dan nabi. Dari tiga jabatan pemimpin ini tak seorang pun yang melakukan kepemimpinannya dengan benar. Padahal mereka telah diurapi untuk menyandangkan jabatan tersebut. Nabi Yehezkiel menentang karena keserakahan, korupsi dan praktek mementingkan diri yang dilakukan para pemimpin secara terbuka. Karena sibuk dengan kejahatan maka para pemimpin pun lalai menuntun umat untuk melakukan perbuatan yang dikehendaki Tuhan. Sulit bagi mereka menuntun umat, karena para pemimpin pun tak ada yang dapat memberi keteladanan.
Dalam hal ini nabi Yehezkiel sedang menjelaskan bahwa para pemimpin harus bertanggung jawab atas tertawannya umat Yehuda ke Babel. Karena umat tertawan ke Babel adalah sebagai hukuman Allah atas kejahatan umat. Kejahatan umat itu tak terlepas dari kelalaian para pemimpin yang gagal karena tidak dapat menjadi teladan bagi umat yang dipimpinnya. Tetapi berbeda dengan para pemimpin Yehuda, Allah menubuatkan bahwa Allah akan mengutus dan mengangkat seorang pemimpin yang baik. Pemimpin yang diutus dan diangkat itu hanyalah “seorang gembala”. Yaitu Daud hamba Tuhan.
Tentu bukanlah raja Israel kedua yaitu Daud yang sudah meninggal ratusan tahun pada saat nabi Yehezkiel menubuatkannya, yang dimaksudkan Yehezkiel adalah Yesus yang sering di beri gelar sebagai anak Daud. Yesus adalah pemimpin umat yang menyandang jabatan raja, imam dan nabi. Jadi, gembala sebagai pemimpin yang diangkat Allah adalah “Gembala yang baik” Yesus Kristus. Gembala yang baik itulah yang akan sungguh-sungguh memelihara umat-Nya. Dia tidak akan pernah mengorbankan umat-Nya. Jadi karena kegagalan pemimpin Yehuda, Tuhan sendiri akan turun tangan memimpin umat-Nya, seperti gembala menggembalakan domba-dombanya. Nabi Yehezkiel sedang menubuatkan bahwa jauh ke depan setelah umat Yehuda dikembalikan ke negeri mereka, maka Mesias akan datang mendirikan kerajaan-Nya yang hidup damai sejahtera dan berkeadilan. Di kemudian hari setelah Yesus datang umat Yahudi menolak-Nya karena Yesus datang bukan sebagai raja Politis seperti yang diharapkan umat Yehuda. (MT)
Yesus adalah satu-satunya teladan sempurna bagi umat-Nya.