Senin 20 Januari 2020
KEHIDUPAN YANG INSPIRATIF
Yehezkiel 24; Yesaya 52; Filipi 4
Ayat Mas / Renungan
Filipi 4:12-13 “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
Ada tiga masalah ringan yang disinggung rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Filipi yaitu:
- Jemaat tak perlu putus asa walaupun rasul yang mereka kasihi dipenjara dalam waktu yang cukup lama. Rasul paulus sendiri tidak berputus asa, bahkan dia bersukacita menerima kenyataan pahit karena nama Kristus. Rasul Paulus meresponinya sebagai resiko yang mendatangkan sukacita. Berdasarkan pengalaman pahitnya inilah justru sangat berpotensi menjadi sumber inspirasi mengajarkan kepada jemaat di Filipi untuk hidup bersukacita. Sukacita yang dianjurkan rasul Paulus adalah sukacita dalam segala keadaan bukan sukacita tergantung keadaan.
- Kemudian rasul Paulus menyadari adanya ancaman dari pihak Yahudi menarik jemaat untuk berubah setia kepada Yesus. Itulah sebabnya dalam Filipi pasal 3 rasul Paulus menjelaskan nilai pengenalan akan Kristus adalah hal yang utama karena melebihi segala sesuatu.
- Selanjutnya rasul paulus memberi nasehat karena adanya benih perpecahan antara dua orang wanita dalam gereja atau jemaat di Filipi. Rasul Paulus menjelaskan bahwa kerendahan hati adalah syarat mutlak untuk mencegah perpecahan.
Rasul Paulus sangat konsisten mengemukakan keutamaan Kristus dalam suratnya ini. Karena hubungan pribadinya adalah hubungan kasih sayang yang mendalam dengan jemaat Filipi, rasul Paulus pun sangat terbuka menjelaskan keutamaan Kristus sehingga suratnya ke jemaat Filipi ini adalah pernyataan terjelas dan terdalam mengenai Kristologi dalam Alkitab. Dalamnya dan jelasnya pengenalan rasul Paulus kepada Kristus membuatnya selalu bersukacita dan bersyukur dalam menghadapi segala sesuatu. Rasul Paulus selalu berusaha mencukupkan diri dan bersyukur dalam kenyataan hidup berkekurangan. Dia juga tetap hidup sederhana dalam keadaan kelimpahan. Kemampuan ini bukanlah sifat bawaan dan bukan pula kemampuan yang datang dengan sendirinya. Kemampuan ini harus dipelajari dan diperjuangkan melalui praktek konsisten hidup bersandar kepada Allah.
Suatu pernyataan iman yang bersumber dari pengalaman hidupnya, rasul Paulus berkata: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. Kasih karunia Kristus yang ada bagi orang percaya dan berharap kepada Kristus memungkinkan mampu menanggung segala perkara. (MT)
Kehidupan rasul Paulus dapat kita jadikan menjadi inspirasi dalam menjalani hidup sebagai pengikut Kristus.