Jumat 17 Januari 2020
TELADAN KERENDAHAN HATI
Yehezkiel 20; Yesaya 49; Filipi 2:1-11
Ayat Mas / Renungan
Filipi 2:5-7 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”
Karakter kerendahan hati bukan lagi sesuatu yang penting sejak manusia jatuh dalam dosa. Dosa telah membuat manusia telahir menjadi egosentris yang punya potensi besar menjadi sombong. Tetapi Alkitab yang mengarahkan hidup berpusat kepada Allah justru sangat mementingkan dan memberi penghargaan kepada sifat dan karakter rendah hati.
- Orang rendah hati menyadari dan mengakui kelemahan dan keterbatasan dirinya sehingga dia sangat membutuhkan Allah dan portolongan-Nya setiap saat.
- Menjadi orang berkarakter rendah hati adalah jalan yang mengarahkan anak Tuhan untuk hidup mengandalkan Allah. Fakta para tokoh Alkitab yang rendah hati, hidup dekat dan bergaul dengan Allah. Bila Allah menentang orang sombong, maka Ia dekat dan bersahabat dengan orang yang rendah hati.
- Umat Tuhan yang merendahkan hati menyembah Allah, akan membangun hubungan baik dengan sesama sebagai penerapan kerendahan hatinya. Lawan dari rendah hati adalah sombong. Kita tahu bahwa kesombongan adalah perasaan berlebihan akan keunggulan dan kepentingan diri sendiri.
Rasul Paulus memerintahkan agar orang percaya itu rendah hati. Dalam hal ini rendah hati bukan hanya sekedar pilihan hidup yang harus diperjuangkan melainkan adalah juga perintah yang harus ditaati. Kerendahan hati tidak ada pada seorang manusia yang dapat dijadikan menjadi tolak ukur untuk diteladani. Rasul Paulus memerintahkan hanya Yesus lah yang benar dan tepat dijadikan jadi teladan kerendahan hati.
Ada fakta-fakta yang jelas dilakukan Yesus sebagai tokoh sempurna teladan kerendahan hati:
- Yesus yang adalah Allah yang tak terbatas merendahkan diri-Nya menjadi manusia yang terbatas. Tuhan Yesus tidak menjadikan kesetaraan dengan Allah sebagai status yang harus dipertahankan. Artinya Dia membuktikan kerendahan hati-Nya dengan melepaskan segala hak istimewa-Nya dan kemuliaan-Nya di surga turun ke bumi untuk menyelamatkan manusia berdosa.
- Kemudian Yesus membuktikan kerendahan hati-Nya dengan mengosongkan diri-Nya atau mengesampingkan segala atribut-Nya dan kemuliaan-Nya. Bukan hanya itu saja karena Dia rela menderita dan menerima ketidakadilan sebagai bukti kasih-Nya. (MT)
Untuk menjadi orang sombongn tak perlu belajar tetapi untuk menjadi rendah hati harus belajar dan berjuang.