Rabu 15 Januari 2020
BERTOBAT ITU INDAH
Yehezkiel 18; Yesaya 47; Filipi 1:1-11
Ayat Mas / Renungan
Yehezkiel 18:21-22 “Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.”
Firman Allah kepada orang Yehuda melalui nabi Yehezkiel dengan kalimat “Ada apa dengan kamu…” adalah jawaban Allah kepada sindiran-sindiran orang Yehuda yang terbuang ke Babel. Sindiran-sindiran yang lagi viral di antara orang Yehuda saat itu adalah ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu?. (Yehezkiel 8:2) Rupanya orang Yahudi yang terbuang ke Babel menuduh leluhur mereka lah yang berdosa, tetapi mereka yang menanggung akibatnya. Sindiran mereka bukanlah tanpa dasar. Sebagai Yudaisme mereka mengetahui isi taurat dalam Keluaran 20:5 “Bahwa Allah akan membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya…”. Betul juga sering terjadi bahwa anak-anak menderita karena dosa orangtuanya dalam arti bila anak-anaknya mengikuti gaya hidup orang tua dengan kompromi kepada kebiasaan hidup berdosa. Sebetulnya hukum taurat ini adalah peringatan kepada orangtua agar menjaga hidupnya, karena pengaruh orangtua kepada anak sangatlah besar. Jadi sebenarnya tidaklah otomatis anak-anak terhukum karena dosa orangtuanya. Terlebih pada kasus para si penyindir pada zaman nabi Yehezkiel. Mereka menyindir Allah tidak adil dengan menimpakan dosa orangtua kepada anak-anaknya.
Faktanya dosa umat Yahudi penyindir ini ternyata jauh lebih besar dari dosa orangtua mereka. Allah mempersalahkan mereka dengan sindiran-sindiran yang tak perlu. Seharusnya orang Yahudi yang terhukum itu melihat diri mereka sendiri. Karena semua orang bertanggung jawab atas dosanya sendiri. Orang yang lahir dan dibesarkan oleh orangtua yang hidup benar dan setia kepada Allah tetap harus bertanggung jawab atas dosanya sendiri. Itulah sebabnya bertobat adalah seruan yang harus ditaati. Karena sekalipun seseorang adalah pendosa besar dan hidup dalam kefasikan tetapi memilih bertobat dan meninggalkan dosa-dosanya pasti akan beroleh pengampunan dan kehidupan. Lebih jelas lagi bahwa Allah menjanjikan keselamatan bagi petobat yang meninggalkan dosa-dosanya. Allah selalu merindukan dan membawa orang berdosa yang bertobat untuk bersekutu dengan diri-Nya. Tapi perlu juga diingat bahwa orang benarpun harus hati-hati. Karena bila mereka berubah setia juga akan binasa dengan pemberontakannya. Jadi hendaklah pendosa secara sadar bertobat dan orang benar tetap teguh dengan imannya dan setia kepada Allah.(MT)
Orang jahat yang bertobat jauh lebih bahagia dari orang benar yang berubah menjadi jahat.