Minggu 12 Januari 2020
MENYEMBAH ALLAH BERARTI DIATUR ALLAH
Yehezkiel 14-15; Yesaya 44; Efesus 5:1-20
Ayat Mas / Renungan
Yehezkiel 14:14 “Biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel dan Ayub, mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”
Nabi Yehezkiel tentu sangat gembira dan tersanjung didatangi beberapa orang tua-tua Israel. Tidak dijelaskan apakah tua-tua Israel itu datang dari Yerusalem atau dari antara Israel yang sudah terbuang ke Babel. Tetapi kemungkinan besar adalah dari Yerusalem. Tidak terlalu penting mereka dari Yerusalem atau dari Babel, karena yang penting adalah informasi yang dijelaskan Allah mengenai tua-tua Israel tersebut. Allah menjelaskan kepada nabi Yehezkiel bahwa tua-tua orang Yahudi itu walaupun tutur kata dan penampilannya cukup meyakinkan sebagai umat Allah, tetapi hati mereka adalah tetap sebagai penyembah berhala. Mereka adalah menentang Allah yang sesungguhnya, mereka menyadari berhala tak dapat menuntun mereka, itulah sebabnya mereka meminta petunjuk agar mereka hidup dalam tuntunan Allah. Tua-tua Yahudi ini tidak mau mengubah hidup dengan meninggalkan berhala dan berpaling kepada Allah. Melihat kondisi kerohanian tua-tua umat Yahudi ini, sepertinya mereka datang dari Yerusalem yang mewakili kondisi umat yang masih tinggal di Yerusalem. Mereka terus mengeraskan hati dan tidak mau bertobat dari kesalahan dan dosa-dosa mereka. Mereka justru mengharapkan Allah yang mau berubah menjadi sama dengan berhala yang mereka sembah. Dengan demikian mereka dapat bebas berdosa karena mempunya allah yang bisa diatur dan dipengaruhi.
Keadaan moral Yehuda yang tetap menyembah berhala dalam hati telah sangat buruk sehingga kehadiran dan doa para nabi tidak ada lagi dampaknya bagi mereka. Jadi mereka pasti akan binasa dan terhukum oleh dosa-dosa mereka. Nabi-nabi sekaliber Nuh, Daniel dan Ayub bila terus di tengah umat ini tetap tak berdampak karena mereka pasti tertolak. Umat Allah yang tidak setia biasanya akan mengejar kehidupan berdosa sehingga jatuh kepada kehidupan amoral sambil tetap mencari ketenangan religius. Melalui kehadiran tua-tua dari Yerusalem ini menjelaskan Yahudi yang masih berada di Yerusalem bukannya bertobat tetapi semakin hanyut kepada penyembahan berhala. Tetap merasa umat yang setia karena tidak ikut tertawan ke Babel. Sementara umat yang tertawan ke Babel justru mulai menyadari kesalahan mereka. Mereka justru berpaling kepada Allah, karena fakta yang mereka dengar mengenai Daniel cukup membangkitkan iman mereka. Artinya Daniel sangat memberi dampak yang benar kepada mereka. Seruan nabi Yehezkiel akan tanggung jawab pribadi untuk setia kepada Allah di negeri pembuangan mereka taati dengan baik. (MT)
Umat Yahudi menyembah berhala karena mereka ingin mengatur Allah dan tak sudi diatur Allah.