Sabtu 11 Januari 2020
RESPON UMAT KEPADA ANUGERAH ALLAH
Yehezkiel 12-13; Yesaya 43; Efesus 4:17-32
Ayat Mas / Renungan
Efesus 4:25-27 “Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu “dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.”
Bila ditarik dua garis yang saling berhubungan dalam Perjanjian Baru maka dapat dijelaskan yaitu:
- Garis pertama adalah tema dasar bagaimana Allah menebus orang berdosa melalui karya dan pengorbanan Yesus Kristus.
- Dan garis kedua adalah tema bagaimana pengikut Kristus itu hidup sebagai umat tertebus.
Kedua garis ini tidak boleh berpisah dan juga tidak boleh putus. Tetapi adalah garis bersambung yang merupakan garis awal yang terus berlanjut sampai ke tujuan. Surat rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus adalah surat yang pendek tetapi sangat padat arti karena membahas tema Perjanjian Baru seperti gambaran dua garis di atas.
Pasal 1-3 merupakan tema dasar bagaimana Allah menyelamatkan manusia berdosa. Sedangkan pasal 4 – 6 merupakan tema bagaimana umat tertebus merespon keselamatan yang dianugerahkan Allah. Bagian firman Allah dari Efesus yaitu Efesus 4:25-27 adalah bagian dari respon umat tertebus kepada karya penebusan Allah. Buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain. Dari awal Rasul Paulus sudah mengingatkan orang percaya agar hidup sebagai umat tertebus dengan berkata benar. Berdusta adalah bahaya yang menggoda hamba Tuhan pada akhir zaman.
Pada suatu saat saya bertanya kepada seorang pengkhotbah yang setiap khotbah selalu dibumbui kesaksian pribadinya yang sangat spektakuler. Karena kenal maka saya secara bercanda bertanya “betul tidaknya kesaksiannya”. Dengan enteng dia menjawab namanya saja khotbah kita harus berusaha menarik perhatian jemaat walaupun dengan cara mendramatisasi hal yang biasa biar menjadi luar biasa. Sangat disesalkan bukan? Padahal berkata benar adalah nilai hidup yang harus terus diperjuangkan dan dusta pun harus dibuang. Berkata benar memang kurang menarik. Tetapi walaupun tidak menarik tetaplah perjuangkan. Dan satu hal yang penting adalah menguasai diri dan perasaan artinya jangan marah. Kalaupun terpaksa marah haruslah tetap terukur dan bila terlanjur marah haruslah segera diselesaikan. Rasul Paulus menjelaskan bahwa berdusta dan marah adalah memberi kesempatan kepada iblis. Sebab itu haruslah betul-betul berjuang untuk membuangnya dari hidup. Untuk membuang dusta teruslah berkata benar dan untuk membuang amarah teruslah bangun hidup agar mampu menguasai diri dan kaya dengan pengampunan. (MT)
Anugerah keselamatan itu sangat indah tetapi wujudkanlah keindahan itu dengan perilaku baik sebagai rasa syukur.