Selasa 07 Januari 2020
HALELUYA
Yehezkiel 4-5; Mazmur 150; Efesus 1
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 150:1, 6 “Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat! Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!”
Mazmur pasal 150 ini hanyalah 6 ayat, pendek saja bukan? Tetapi berisi 13 kali seruan untuk memuji Tuhan. Mazmur pasal yang pendek ini sangat informatif dan lengkap memberi jawaban tentang umat yang memuji Tuhan:
- Jawaban pertama adalah mengenai di mana umat seharusnya memuji Allah? Umat memuji Allah “di tempat kudus-Nya” dan “dalam cakrawala-Nya. Sangat informatif menjelaskan bahwa umat memuji Tuhan tidaklah terbatas pada ruang ibadah pada saat melakukan atau menjalani ritual ibadah bersama. Tetapi juga umat memuji Tuhan dalam cakrawala-Nya. Jadi di manapun kita berada kita dapat memuji Tuhan tetapi “di tempat kudus-Nya” adalah memberi penjelasan bahwa mengikuti ibadah bersama dalam kebersamaan memuji Allah mempunyai arti yang beda. Tuhan Yesus menjelaskan dan berjanji akan selalu hadir dalam persekutuan umat-Nya.
- Jawaban kedua adalah menjelaskan alasan-alasan umat-Nya memuji Tuhan. Umat yang memuji Tuhan karena keperkasaan-Nya, kebesaran-Nya, kuasa-Nya dan kasih-Nya yang nyata melalui perbuatan-perbuatan dan karya-karya-Nya yang ajaib. Artinya dia betul-betul layak dipuji dan berhak memperoleh pujian dari mulut umat tebusan-Nya.
- Jawaban ketiga, memberi jawaban bagaimana umat-Nya memuji Allah? Sangat jelas bahwa umat-Nya memuji Allah dengan nyanyian pengagungan kepada Allah dengan menggunakan alat-alat musik seperti sangkakala, gambus, kecapi dan rebana. Tentu saja tidak terbatas pada alat musik terdaftar yang biasa pada zaman dan budaya setempat, tetapi tentu saja terus menggunakan alat musik sesuai dengan perkembangan zaman dan budaya umat yang memuji Allah. Gereja dalam perjalanan sejarahnya ternyata gemar memuji Allah melalui nyanyian dan menggunakan musik. Sejarah membuktikan bahwa gereja sudah sangat banyak menghasilkan lagu-lagu pujian yang dikumandangkan untuk memuji Allah. Tetapi musik harus tetap dicermati supaya jangan mengambil alih fokus ibadah kepada Tuhan. Tuhan haruslah tetap menjadi pusat ibadah. Persembahan musik haruslah membuat umat semakin fokus menyembah Tuhan. Sehingga hidup umat menjadi musik untuk kemuliaan Allah. (MT)
Memuji Tuhan tidak dibatasi ruang dan waktu tidak pula ditentukan keadaan tapi yang pasti Allah adalah pusat dan tujuan.