Senin 06 Januari 2020
KESEIMBANGAN HIDUP BERIMAN
Yehezkiel 3; Mazmur 149; Galatia 6
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 149:6-8 “Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka, untuk melakukan pembalasan terhadap bangsa- bangsa, penyiksaan-penyiksaan terhadap suku-suku bangsa, untuk membelenggu raja-raja mereka dengan rantai, dan orang-orang mereka yang mulia dengan tali-tali besi.”
Sebagai bagian dari 5 pasal terakhir dari kitab Mazmur, maka pasal 149 ini juga adalah seruan kepada umat agar selalu gemar memuji Allah. Tetapi pasal ini agak sulit dipahami karena orang atau umat yang memuji Allah diperintahkan juga untuk memegang pedang di tangan. Cukup sulit dipahami karena di dalamnya terkandung seruan untuk balas dendam. Walaupun balas dendam yang dimaksud adalah untuk memperjuangkan keadilan, tetap saja sangat bertentangan dengan semangat kasih yang merupakan ciri khas para penyembah dan pengagung Allah pencipta alam semesta. Mazmur ini mudah dipahami bila dihubungkan dengan pengharapan masa depan karena pengharapan eskatologis yang ditawarkan adalah terciptanya keadilan dan perdamaian tanpa kekerasan. Maka untuk memahaminya perlulah kita memandang bahwa pedang di tangan itu adalah merupakan suatu simbol. Sehingga dapat diambil 2 pesan penting melalui mazmur pasal 149 ini :
- Pesan pertama adalah akan perlunya keseimbangan antara doa dan kerja, seperti seruan gereja pada zaman reformasi itu berdoa dan bekerja “ora at labora”. Istilah ini muncul saat gereja reform memisahkan diri dari gereja Roma Katolik. Gereja reform yang menyuarakan agar gereja kembali kepada ajaran dasar yaitu sola Gracia, sola fide dan sola scriptura (hanya oleh anugerah, iman dan kitab suci), manusia berdosa memperoleh keselamatan mendapat tekanan sangat berat dari gereja Roma Katolik. Gereja reform yang mendapat hambatan berat bahkan tidak sedikit yang teraniaya, merespon dengan baik yaitu tekun berdoa dan melakukan usaha-usaha praktis. Jadi mengagungkan Allah sambil memegang pedang adalah merupakan seruan ora at Labora. Berdoa dan berusaha.
- Kemudian pesan kedua adalah pesan kepada orang percaya agar dalam berdoa melakukan doa penyembahan dan doa peperangan. Umat percaya menyembah dan memuliakan Allah saja sudah baik dan indah, hanya saja belum cukup. Harus pula ditambah atau dilengkapi dengan sikap agresif menentang penguasa di udara atau kerajaan iblis dan semua kejahatan. Kerajaan Allah harus ditegakkan tetapi pada saat yang sama kerajaan iblis harus di runtuhkan. Para penyembah Allah yang benar harus pula menentang kuasa-kuasa kejahatan dengan hidup benar dalam iman dan terus-menerus menggunakan pedang Roh yaitu firman Allah. (MT)
Dalam menjalani kehidupan selalu dibutuhkan keseimbangan.