Kamis 02 Januari 2020
RATAPAN SEORANG NABI
Ratapan 1 – 2; Mazmur 145; Galatia 3:21 – 4:20
Ayat Mas / Renungan
Ratapan 3:21-24 “Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! TUHAN adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.”
Kitab ratapan ini sesuai dengan isinya yang terdiri dari lima ratapan nabi Yeremia. Melalui ratapannya Yeremia mengungkapkan kesedihan yang sangat dalam dan melibatkan kesedihan emosional atas kerusakan Yerusalem secara tragis. Suatu keruntuhan yang sangat jauh dari kondisi yang dihadapkan untuk umat pilihan Allah. Bukan hanya sekedar keruntuhan sebuah kota megah, tetapi juga pembuangan bangsa besar. Kesedihan nabi Yeremia terungkap dalam kitab Ratapan ini bagaikan tangisan seorang peratap pada penguburan kerabat yang mati muda secara tragis. Tetapi nabi Yeremia meratap tanpa menyalahkan Allah sedikitpun atas keruntuhan Yerusalem dan pembuangan Yehuda ke Babel. nabi Yeremia justrumengakui kemurahan dan kedaulatan Allah tetap tertuju kepada siapapun yang percaya dan berharap kepada-Nya. Jadi kitab Ratapan ini sesungguhnya memberi pesan penting yaitu bahwa umat Allah selalu mempunyai pengharapan di tengah-tengah keputusasaan. Allah memang menghukum umat yang selalu saja memberontak karena Dia adil tetapi bila umat-Nya bertobat selalu tersedia pengampunan dan pemulihan.
Paling tidak ada tiga pesan nabi Yeremia yang disampaikan melalui ratapannya :
- Tuhan murka kepada umat-Nya berlangsung dalam saat-saat yang sudah ditentukan. Artinya murka dan hukuman adalah pernyataan kasih Allah dalam bentuk disiplin yang bersifat temporer. Sedangkan kasih-Nya kepada umat-Nya adalah selalu dan tidak berkesudahan. Semua tindakan Allah selalu berhubungan pula dengan rencana-Nya yang terbaik untuk umat-Nya. Bila Dia menghukum ada rencana tersedia dibalik hukuman-Nya. Tanggapan umat-Nya kepada hukuman-Nya itulah yang perlu benar dan tepat.
- Walaupun Allah murka kepada umat-Nya, Dia tidak kehilangan kemurahan hati-Nya. Sebab bila Allah murka adalah karena dia benci dosa dan kesalahan, sedangkan kasih-Nya tetap dan tak hilang kepada orang berdosa. Jadi bila umat-Nya merendahkan hati dan bertobat akan memperoleh pengampunan dan pemulihan.
- Allah memang menghukum umat-Nya, tetapi bila tujuan-Nya untuk menghukum telah tercapai karena mendapat tanggapan yang tepat dan benar dari umat-Nya maka Allah akan segera menyatakan kasih-Nya dengan menolong dan memberkati umat-Nya. Dalam hal ini Allah sedang membentuk umat-Nya agar melepaskan diri dari ikatan dosa dan mendekat kepada Allah. (MT)
Allah menghukum umat-Nya bersifat temporer sedangkan mengasihi kekal selama-lamanya.