Senin 30 Desember 2019
INJIL CUKUP
Yeremia 47-48; Mazmur 142; Galatia 1
Ayat Mas / Renungan
Galatia 1 :6-7 “Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.”
Para pengajar sesat selalu mempunyai strategi untuk menyerang kerasulan rasul Paulus. Ternyata hal itu bukanlah hal yang baru, karena sudah muncul pada perkembangan gereja dalam penginjilan para rasul. Dalam hal penyerangan kepada kerasulan rasul Paulus ternyata berkelanjutan hingga pada akhir zaman ini. Pernahkah saudara mendengar seorang dengan beraninya menyatakan bahwa umat Kristen telah ditipu rasul Paulus karena mengajarkan bahwa Yesus adalah Tuhan? Sungguh suatu strategi yang sangat jitu melemahkan keyakinan umat Kristen. Tentu dengan menuduh Paulus seorang penipu akan melemahkan keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan.
Pengajar yang mencoba membelokkan Injil di Galatia adalah Yudaisme. Para Yudaisme berusaha mengecilkan iman yang baru dimenangkan bagi Kristus. Salah satunya adalah mewajibkan orang non-Yahudi yang percaya Yesus haruslah disunat agar memperoleh keselamatan. Untuk menjaga kemurnian Injil maka rasul Paulus menulis surat kepada Jemaat Galatia. Sangat jelas bagi kita bahwa surat ini dapat disimpulkan sebagai pembelaan yang paling tegas dan paling bersemangat untuk memperjuangkan kemurniaan Injil.
Bukan hanya penuh semangat menantang para pengajar yang menyimpang, tetapi juga menyatakan keheranannya bagi jemaat yang menerima ajaran tersebut. Walaupun para pengajar yang bermunculan ini menyatakan diri sebagai penginjil ternyata rasul Paulus menyatakan bahwa Injil yang mereka beritakan adalah Injil yang lain dan harus ditolak. Mereka mengajarkan bahwa percaya kepada Yesus tidak cukup, harus juga bergabung dengan agama Yahudi dengan mentaati kewajiban-kewajiban dan tuntutan taurat. Rasul Paulus kemudian menyingkapkan bahwa Injil plus taurat ini adalah gagasan yang bersumber dari pemikiran manusia. Rasul Paulus menegaskan bahwa siapa pun pemberita Injil yang menambah gagasan di luar Alkitab kepada Injil yang diberitakan terkutuk. Itulah sebabnya semua pemberita Firman harus hati-hati dengan pemberitaannya. Terus belajar agar semakin berwawasan luas sangat penting dan harus bagi semua pemberitaan firman Tuhan. Tetapi perlu diingat akan adanya perubahan kepada pemberita yang semakin cerdas untuk memasukkan gagasannya kepada pemberitaannya dan menyetarakan gagasan itu dengan firman Tuhan. (MT)
Injil lain selalu berupaya menambahkan gagasan, budaya. Padahal Injil sudah cukup.