Sabtu 21 Desember 2019
RANCANGAN ALLAH
Yeremia 29-30; Mazmur 133; Yakobus 5
Ayat Mas / Renungan
Yeremia 29:11-12 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu”
Tidak mudah menerima pembuangan umat Allah ke negeri kafir Babel sebagai bagian dari rancangan Allah. Tetapi pembuangan Yehuda ke Babel adalah hukuman atas kejahatan berkepanjangan umat-Nya termasuk juga bagian dari rancangan Allah. Kurang lebih satu tahun Yehuda di Babel nabi Yeremia menulis surat kepada mereka. Yeremia memperoleh pesan nubuat dari Allah yang harus disampaikan kepada umat terbuang itu. Tentu bagi Yeremia adalah hal yang sulit untuk pergi ke Babel menyampaikan langsung kepada umat. Selain transport yang sulit, untuk berbicara langsung kepada umat tentu harus memenuhi berbagai syarat sesuai dengan hukum yang berlaku di Babel.
Yeremia pun memutuskan untuk menyampaikan firman Allah kepada umat dalam bentuk tulisan. Dia menyurati umat di Babel. Dan suratnya itu adalah firman Tuhan yang memberi petunjuk kepada umat di negeri pembuangan agar umat hidup secara normal di Babel. Artinya mereka tetap menggunakan setiap kesempatan untuk bekerja dan beribadah secara seimbang. Mereka membangun keluarga, membangun usaha dan ikut juga mengusahakan kesejahteraan negeri kemana umat terbuang. Kemudian umat tidak boleh melakukan berbagai petunjuk yang bersumber dari nabi palsu. Nabi-nabi palsu selalu saja memberi pesan bahwa Yehuda hanya sebentar saja di negeri Babel. Padahal firman Allah melalui nabi Yeremia sudah menyatakan bahwa Yehuda akan berada di negeri pembuangan selama 70 tahun. Yeremia memberitahukan bahwa kehidupan umat di Babel jauh lebih baik dari kehidupan umat yang tinggal di Yerusalem. Hal itu berhubungan dengan kehidupan umat yang menyadari kesalahan dan mau bertobat di negeri pembuangan sedangkan umat yang tinggal di Yerusalem tetap saja memberontak kepada Allah.
Pada akhir pembuangan menjelang berakhirnya tahun ke-70 di negeri pembuangan akan terjadi pemulihan iman umat yang tersisa di negeri pembuangan. Mereka akan sungguh-sungguh mencari Allah. Allah mengetahui yang terbaik untuk umat-Nya. Itulah sebabnya Allah selalu merancangkan yang terbaik. Pembuangan ke Babel ternyata justru menjelaskan bahwa Allah merancangkan masa depan yang cerah bagi umat-Nya. Pada akhir pembuangan selama 70 tahun itu semakin jelas bahwa pembuangan itu bukan menghilangkan harapan tetapi justru menerbitkan harapan baru bagi umat Yahudi. Allah menjawab doa-doa umat-Nya sebagai bagian dari rencana-Nya akan masa depan umat-Nya yang penuh harapan. (MT)
Pembuangan ke Babel sepertinya hilangnya pengharapan tetapi dalam rancangan Allah justru memberi pengharapan.