Kamis 12 Desember 2019
KETAATAN KEPADA ALLAH
Yeremia 11-12; Mazmur 124; 2 Timotius 4
Ayat Mas / Renungan
Yeremia 11:14 “Adapun engkau, janganlah engkau berdoa untuk bangsa ini dan janganlah naikkan permohonan dan doa untuk mereka, sebab Aku tidak akan mendengarkan pada waktu mereka berseru kepada-Ku karena malapetaka mereka.”
Cinta tanah air dan cinta kepada umat Allah mendasari Yeremia tekun memanjatkan doa syafaat untuk orang Yehuda. Padahal umat yang dicintainya itu selalu saja menolak nubuatnya karena Yehuda lebih menerima nubuat palsu yang disarankan nabi-nabi palsu pula. Nubuat nabi palsu selalu menyenangkan karena isinya adalah kemenangan umat Allah atas bangsa-bangsa lain. Sementara nubuat nabi Yeremia adalah kekalahan Yehuda yang akan dibuang ke Babel. Nabi Yeremia bukan saja ditolak oleh umat yang dikasihi-Nya, tetapi tidak jarang dia dianiaya secara kejam. Namun cinta tanah air dan cinta kepada umat Allah sudah mendarah daging bagi nabi Yeremia, sehingga ia tak henti-hentinya mendoakan bangsanya. Nabi Yeremia sudah tahu betul bahwa Yehuda akan tertawan ke Babel sebab itu dia menasehati agar umat tidak perlu mengadakan perlawanan. Tetapi semua nasehatnya tidak digubris malahan dituduh bohong.
Jalan satu-satunya yang dilakukan nabi Yeremia adalah berdoa dengan sungguh-sungguh untuk umat Allah. Betapa terkejutnya nabi Yeremia karena Allah melarang nabi Yeremia berdoa untuk umat-Nya. Sampai tiga kali Allah melarang Yeremia berdoa untuk Yehuda. Dalam pasal 7:16 Allah menandaskan tidak akan mendengarkan doa Yeremia untuk orang Yehuda. Bahkan dalam pasal 14:11 nabi Yeremia menjelaskan “Tuhan berfirman kepadaku: janganlah engkau berdoa untuk kebaikan bangsa ini”. Yeremia pun semakin tahu bahwa hukuman Allah atas dosa-dosa bangsa itu tak terelakkan lagi.
Hal ini menjelaskan bahwa semua orang yang terus hidup dalam dosa harus menyadari bahwa ada saatnya Allah tidak akan mendengarkan dan memberi jawaban atas doa-doa. Nabi Yeremia gigih berdoa untuk orang Yehuda, tetapi Yehuda justru semakin gigih pula memberontak kepada Allah. Allah telah memutuskan tidak menolong umat-Nya dan pembinasaan segera akan tiba. Sikap Allah ini memperingatkan Gereja Tuhan, bahwa ada saatnya doa tak terjawab bila selalu saja melawan kehendak Allah. Tentu yang bingung dalam hal ini adalah nabi Yeremia. Betapa tidak! Ia terus mendengar langsung suara Allah melarang dirinya berdoa. Padahal bagiannya berdoa tentu tak harus dijawab ya. Tapi sudahlah “taat saja”. Taat tidak memanjatkan doa untuk Yehuda tetapi semakin taat juga untuk sujud menyembah Allah. (MT)
Ketaatan bukan saja melakukan perintah Allah tetapi juga tak melakukan larangan Allah.