Minggu 08 Desember 2019
CINTA YESUS BUKAN CINTA UANG
”Yeremia 3-4; Mazmur 120; 1 Timotius 5:21-6:21
Ayat Mas / Renungan
1 Timotius 6:5, 10 “percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Rasul Paulus menyadari tidak mudah bagi Timotius gembala yang masih muda ini menggembalakan jemaat Efesus. Karena selain gereja lokal ini masih baru, ternyata di Efesus masih diterpa dua masalah besar yang datang dari luar gereja dan dari dalam gereja itu sendiri. Dari luar gereja masih ada riak-riak penganiayaan dan dari dalam gereja berupa praktek pelayanan yang menyimpang hingga ajaran sesat. Bila menghadapi penganiayaan Timotius sudah kuat dan bijaksana, bahkan sudah terbiasa memberi motivasi kepada jemaat agar kuat. Tetapi dalam menghadapi para pelayan Injil yang bermotivasi mencari untung dan pengajar sesat tidak mudah bagi Timotius. Rasul Paulus mengerti kesulitan Timotius sehingga dia menulis surat penggembalaan ini untuk mengarahkannya dalam menggembalakan. Rasul Paulus menganjurkan agar Timotius tetap setia melayani dan memberikan ajaran yang sehat dan benar kepada jemaat. Bagi Timotius hal itu tidak mudah karena sedang semarak-semaraknya penginjil dan pelayan yang bermotivasi mencari keuntungan. Rasul Paulus menyebutkan mereka para pelayan Tuhan yang tidak lagi berpikir sehat dan kehilangan kebenaran karena menjadikan ibadah dan pelayanan sebagai sumber keuntungan. Tentu saja mereka memelintir kebenaran agar membuat pendengarnya simpati dan mendukung mereka menjadi tenar dan disukai banyak orang. Walaupun para pengajar palsu mengadakan dan mengikuti ibadah serta melaksanakan pelayanan sifatnya tidak jujur karena motivasinya adalah untuk kekayaan. Hasilnya betul-betul mereka beroleh kekayaan yang melimpah. Mereka pun mengajarkan bahwa kekayaan mereka adalah pembuktian bahwa Allah menyetujui pelayanan dan pengajaran mereka. Ternyata konsep pelayanan seperti ini sudah ada sejak dulu dan kalau berlanjut sampai sekarang tak perlu heran.
Belajarlah dari Timotius. Timotius tidak setenar hamba Tuhan pada zamannya, karena motivasinya tetap mengajarkan kebenaran. Timotius tetap setia kepada Tuhan dan firman-Nya dalam bimbingan rasul Paulus. Timotius tidak cinta uang walaupun dia membutuhkan uang. Dia tidak melayani untuk mencari untung karena dalam Kristus baginya sudah keuntungan besar. Sama seperti rasul Paulus, Timotius sudah sangat puas karena kebutuhan pokoknya tercukupi dan tak pernah mengeluhkan kekurangan dalam hidup dan pelayanannya. (MT)
Sama seperti Timotius kita membutuhkan uang tetapi janganlah cinta uang melainkan tetaplah cinta Yesus.