Jumat 06 Desember 2019
ALLAH BERDAULAT
Yesaya 38-39; Mazmur 119:121-144; 1 Timotius 4
Ayat Mas / Renungan
Yesaya 38:4-5 “Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi”
Dokumen tentang raja Hizkia yang merupakan bagian dari firman Tuhan termasuk lengkap. Raja Yehuda yang menggantikan ayahnya raja Ahas ini menjadi raja pada usia 25 tahun. Menjadi raja selama 29 tahun dia telah melakukan banyak hal untuk membangun kerajaan Yehuda. Boleh disimpulkan dia termasuk raja yang kuat dan membawa Yehuda kepada Allah. Selama dia setia kepada Allah, nyata keberhasilan yang dicapai. Seperti kebanyakan raja-raja Yehuda yang sering melupakan kebaikan Allah pada saat-saat situasi bangsa aman, Hizkia pun jatuh juga kepada dosa keangkuhan.
Tapi mengenai pengalaman hidupnya seperti diinformasikan nabi Yesaya sungguh sangat menarik dipahami. Nabi Yesaya tentu mengetahui sangat terang benderang tentang peristiwa ini karena dia termasuk bagian dari pengalaman raja Hizkia ini. Ada hal yang penting direnungkan melalui sikap nabi Yesaya dalam kasus perpanjangan usia raja Hizkia ini. Nabi Yesaya tidak menyajikan kebaikan raja Hizkia, tidak pula menyajikan jasanya sebagai seorang nabi tetapi mengedepankan kedaulatan Allah memberitahukan kematian raja Hizkia melalui nabi Yesaya. Firman Allah melalui nabi Yesaya ini dijelaskannya menjadi suatu pernyataan langsung kepada raja Hizkia. Itulah sebabnya raja Hizkia menanggapinya dengan tepat yaitu memanjatkan doa sungguh-sungguh kepada Allah.
Dalam hal ini raja Hizkia mengakui kedaulatan Allah dalam hal menentukan mati hidupnya seseorang. Allah berkemurahan mengabulkan doa Hizkia dan menambahkan umur atau kesempatan hidup dan berkarya 15 tahun lagi.
Ada beberapa hal dalam kasus ini yang menjelaskan kedaulatan Allah antara lain:
- bahwa tidak ada seorangpun yang mampu mengubah rencana Allah tentang hal-hal yang akan dilakukan kepada dunia dan manusia pada masa depan. Tetapi Allah dapat mengubahnya berdasarkan kedaulatan-Nya tentu juga oleh pertimbangan-Nya yang Maha bijaksana
- kemudian doa-doa umat-Nya dapat juga menjadi pertimbangan Allah untuk mengubah rencana-Nya tetapi bukan berarti doa dapat mengubah kedaulatan Allah. Dalam hal ini semua orang percaya harus yakin akan pentingnya kehidupan doa.
Jadi kita harus selalu percaya memelihara keyakinan Alkitabiah bahwa doa dapat mengubah keadaan. Ketika dunia berusaha menciptakan kegaduhan maka umat harus berdoa agar rencana dunia dibatalkan, tapi rencana Allah yang jadi. (MT)
Hanya Allah saja yang dapat mengubah rencana-Nya berdasarkan kedaulatan-Nya.