Minggu 01 Desember 2019
RENCANA ALLAH YANG SEMPURNA
Yesaya 27 – 28; Mazmur 118; 2 Tesalonika 2
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 118:22-25 “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran! “
Mazmur 118 ini adalah Mazmur mesianik. Bukan hanya pasal ini saja, karena kitab Mazmur dipenuhi pasal-pasal yang memberi informasi yang jelas tentang kedatangan Yesus dan karya-karya Yesus untuk menyelamatkan manusia. Bukan mau-maunya pemazmur menulis tetapi pasti karena tuntunan Roh Kudus. Bila orang percaya terus belajar firman Allah khususnya dengan membaca Mazmur keyakinan akan keTuhan-an Yesus tidak akan pudar. Sebab Yesus yang datang ribuan tahun kemudian sangat terperinci dinubuatkan para pemazmur. Tetapi dalam pasal 118 ini sangat jelas walaupun pemazmur menyatakan keyakinannya antara seribu tahun hingga lima ratus tahun sebelum Yesus datang ke dunia.
Beberapa pokok dalam Mazmur 118 ini dikutip Yesus yang berhubungan dengan Kehidupan-Nya. Yesus mengutip tentang kenyataan Dia ditolak oleh umat-Nya. Yesus membuka mata para pengikut-Nya termasuk 12 orang murid-Nya bahwa kenyataan Dia ditolak umat-Nya adalah hal yang memang sudah diungkapkan. Sebab itu tak perlu terlalu dipermasalahkan. Dalam ayat 22 sangat jelas, menjelaskan tentang kehidupan Yesus saat menjadi manusia. Batu yang dibuang oleh tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Dalam hal ini Yesus sedang menjelaskan bahwa ketika penolakan berujung sikap membuang atau membunuh Yesus sempat dianggap kekalahan Yesus padahal justru membuktikan kemenangan Yesus. Dalam hal ini umat Allah atau Israel digambarkan sebagai tukang bangunan yang seharusnya sangat menghargai batu dalam membangun. Yesus manusia yang jelas-jelas dan benar karena hidup tanpa dosa digambarkan sebagai batu yang mudah pecah makanya dibuang. Tetapi Tuhan mengambil batu itu dan dijadikan menjadi batu penjuru, batu utama yang menjadi jaminan kokohnya sebuah bangunan. Ketika Israel membuangnya, Tuhan mengangkatnya dan menjadikannya sesuatu yang paling berfungsi dalam terlaksananya rencana Allah. Ini merupakan perbuatan ajaib Allah agar rencananya terlaksana dengan sempurna. Sesudah Yesus menuntaskan karya-Nya, Petrus dan Yohanes menjelaskan fakta ini di depan Mahkamah Agama. Dengan tegas menjelaskan bahwa Yesus adalah batu penjuru yang sudah bangkit dari kematian. Mahkamah Agama Yahudi sudah paham dengan konsep batu penjuru yang dinubuatkan pemazmur. Tetapi mereka tetap saja menolak. Dengan tegas para rasul menyatakan bahwa Yesus adalah batu penjuru dan juruselamat manusia.(MT)
Saat dunia merasa berhasil menggagalkan rencana Allah justru rencana Allah sedang tergenapi.