Sabtu 30 November 2019
HIDUP YANG KEKAL
Yesaya 25-26; Mazmur 117; 2 Tesalonika 1
Ayat Mas / Renungan
Yesaya 26:3-4, 7 “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal. Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya.“
Yesaya 24-27 adalah merupakan nubuat tentang akhir zaman. Jadi Yesaya menubuatkan karya Yesus datang ke dunia secara lengkap yaitu kedatangan Yesus ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa tetapi juga kedatangan-Nya yang kedua kali untuk menghakimi dunia dan menganugrahkan damai dan kehidupan abadi kepada orang percaya dan setia kepadanya sampai mati. Walaupun tidak terang-terangan tetapi nabi Yesaya sudah menjelaskan akan adanya masa sukar yang menimpa dunia menjelang akhir zaman. Hal itu juga akan menimpa orang percaya bahkan orang percaya sering menjadi objek dari sistem dunia dalam dosa yang semakin jahat. Tetapi Yesaya yang nabi Injili ini juga menubuatkan “Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan Allah akan menghapuskan air mata daripada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah menyatakannya” (Yesaya 25:8). Ayat firman Tuhan ini sesungguhnya telah memberikan gambaran bahwa menjadi pengikut Tuhan yang setia beresiko untuk menghadapi berbagai kesulitan yang berpotensi menghadirkan kesedihan, pergumulan hingga kematian. Tetapi pada waktu yang ditentukan Allah pada hari kebahagiaan abadi semuanya kesedihan dan air mata itu akan disingkirkan Allah dan tidak akan pernah terulang lagi.
Sebagai Bapa yang sempurna Dia memberikan perhatian untuk mewujudkan kasih-Nya kepada orang percaya dan setia. Itulah sebabnya tidak ada lagi alasan untuk menangis. Janji-janji yang indah ini akan menjadi penyemangat bagi semua orang percaya pada akhir zaman. Juga menjadi alasan untuk semakin giat melayani dan tekun berdoa. Ketika Tuhan Yesus berkata “Untuk apa manusia memperoleh segala sesuatu kekayaan dunia, tetapi jiwanya binasa”. Dia sedang memberi penilaian rendah kepada harta dunia yang fana karena bersifat sementara. Belum banyak yang kusaksikan orang kaya di luar Tuhan yang meninggal, tetapi ada beberapa. Saat disemayamkan sangat meriah karena dilayat oleh banyak yang yang bersimpati. Selama disemayamkan sangat meriah bahkan terkesan sebuah pesta meriah. Ruang duka di-dekor dengan sangat elegan penuh bunga dan aksesoris yang serba mahal. Ada pujian-pujian kepada berbagai kebaikan yang meninggal semasa hidupnya. Tetapi semua akhirnya berakhir di pemakaman. Tuhan Yesus sesungguhnya sudah menanggapi nubuat nabi Yesaya, agar hidup sementara adalah kesempatan mempersiapkan diri untuk memperoleh hidup abadi. (MT)
Hidup sementara adalah persiapan diri untuk memasuki hidup hidup yang kekal.