Senin 11 November 2019
BERKOTBAH KEPADA DIRI SENDIRI
Nehemia 11; Mazmur 103; Wahyu 8
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 103:13-16 “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. “Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu. “Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; “apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya…”
Mazmur 103 ini adalah ungkapan rasa syukur Daud kepada Allah, setelah dia mengevaluasi perjalanan hidupnya. Daud menemukan dirinya jatuh bangun dalam menjalani kehidupan imannya sebagai umat Allah, tetapi Allah selalu setia mengampuninya. Saat raja Daud menulis mazmur dengan kalimat “Pujilah Tuhan hai jiwaku,” maka dia sedang berkotbah kepada dirinya sendiri. Tentu saja bagi seluruh hamba Tuhan yang memperoleh kesempatan berkotbah kepada jemaat-jemaat, perlu meneladani sikap Daud ini. Sebelum berkotbah pada orang lain haruslah lebih dulu berkotbah kepada diri sendiri.
Ada analogi yang umum mengenai kegiatan menunjuk. Bila kita menunjuk orang lain maka hanya menggunakan satu jari telunjuk 4 jari lainnya mengarah kepada diri sendiri. Berarti boleh juga menerima suatu pesan dari konsep menunjuk ini. sebelum kita berkhotbah atau menasehati orang lain maka perlu juga kita berkhotbah kepada diri sendiri dan menasehati diri sendiri sebelumnya sebanyak 4 kali. Raja Daud mempraktekkannya, maka diapun berulang-ulang bertobat setelah berkotbah kepada diri sendiri. Bila raja Daud menganalogikan hubungan Allah dan umat bagaikan hubungan Bapa dan anak karena dia juga telah mengalaminya. Daud disakiti anak-anaknya berulang kali, tetapi dia seorang bapa yang bersalah tetap juga sayang kepada anak-anaknya. Bila bapa itu adalah Allah, dia adalah bapa yang sempurna yang mengenal anak-anaknya secara sempurna pula. “Dia tahu apa kita.” Allah yang menciptakan manusia dari debu, tahu betul secara detail dan mengenal secara terperinci manusia ciptaan-Nya itu. Bahkan Allah lebih mengenal dan memahami masing-masing manusia itu dari diri manusia itu sendiri. Allah mempunyai cara terbaik, terbenar dan tertepat untuk menolong umat-Nya. Itulah yang dipahami dan diyakini raja Daud sehingga selalu menjalani hidup takut akan Allah. Daud memposisikan diri sebagai anak bagi Allah, Bapanya yang sempurna. Daud mengenal Allah sebagai Bapa yang tetap sayang padanya saat gagal, lemah dan menderita. Allah selalu dekat dengan umat-Nya seperti Bapa yang peduli dan segera menolong anaknya saat menderita, sakit dan tersiksa.
Kita umat-Nya hendaklah bersikap sebagai anak yang terus memohon perlindungan, pertolongan kepada Bapa sempurna kita. Tetapi juga sebagai anak yang hormat dan taat kepada Bapa yang baik, dan berkata kepada diri sendiri “pujilah Tuhan taatilah Bapa hai jiwaku”. (MT)
Pengkhotbah yang benar adalah pengkhotbah yang berkhotbah kepada diri sendiri sebelum ke orang lain.