Kamis 07 November 2019
MENIKMATI BANTUAN ALLAH
Nehemia 5-6; Mazmur 99; Wahyu 4
Ayat Mas / Renungan
Nehemia 6:15-16 “Maka selesailah tembok itu pada tanggal dua puluh lima bulan Elul, dalam waktu lima puluh dua hari. “Ketika semua musuh kami mendengar hal itu, takutlah semua bangsa sekeliling kami. Mereka sangat kehilangan muka dan menjadi sadar, bahwa pekerjaan itu dilaksanakan dengan bantuan Allah kami.”
Membangun tembok Yerusalem adalah proyek besar. Ketika Nehemia diberi kepercayaan oleh Allah melalui keterlibatan dan izin raja Artahsasta, tentu saja Nehemia sangat bahagia. Tetapi Nehemia sudah menyadari dari awal bahwa itu tidak mudah, walaupun dia tidak menyangka adanya hambatan dan akal-akalan dari Sanbalat dan Tobia. Nehemia sadar pula bahwa sumbangsihnya dalam proyek besar itu kecil saja, tetapi sebagai umat Allah dia sadar bahwa dia sedang melakukan pekerjaan besar dengan tanggung jawab yang besar pula. Itulah alasan Nehemia bertindak tegas dan serius membangun tembok yang tinggal reruntuhan itu. Dia menghadapi setiap perlawanan dan menghadapi politik busuk dengan sikap bijaksana. Akhirnya visi besar dicapai pula karena terus berkarya berdasarkan iman yang teguh. Tembok kota Yerusalem selesai juga dibangun. Setelah selesai bangsa tetangga menjadi ketakutan. Bangsa-bangsa itu justru mengakui bahwa pembangunan tembok Yerusalem itu dibangun betul-betul karena bantuan Allah. Bangsa-bangsa ini betul-betul telah mengerahkan segala kemampuan untuk menggagalkan tetapi tak mampu pula.
Ada kurang lebih empat bangsa tetangga berhadapan dengan bangsa kecil Yehuda yang baru saja pulang dari tawanan. Tentu bila diukur dengan kemampuan bangsa ini sangat lemah. Jadi bangsa tetangga menyimpulkan bahwa umat Allah berhasil karena Allah menyertai umat-Nya. Tentu mereka sendiri merasakan betapa kekuatan umat Allah tidaklah berasal dari mereka, tapi dari Allah. mereka tidak semata-mata berhadapan dengan orang Yahudi tetapi berhadapan dengan Allah umat Yahudi. Selanjutnya mereka mengakui kepemimpinan Nehemia. Nehemia pemimpin berani dan sangat berintegritas. Tak tergiur oleh tawaran yang menguntungkan dirinya seperti bupati-bupati Yehuda sebelumnya. Nehemia 5:15, Nehemia takut akan Allah, Nehemia menghormati Allah dan tidak menyalahgunakan kedudukannya untuk mengambil keuntungan. Dia betul-betul pemimpin rohani yang tidak tergiur memperkaya diri walau ada kesempatan. Keberhasilan itu juga adalah hasil kerjasama yang baik dan rapi. Di bawah pimpinan Nehemia umat Allah bekerja dengan sepenuh hati. Rakyat mengikuti pemimpin mereka yang gagah berani. mereka bersama mencurahkan tenaga mereka untuk menyelesaikan proyek besar itu. Dalam pimpinan Nehemia umat Allah menjadi umat yang berdoa dan juga umat yang bekerja keras. (MT)
Kerja keras sangat baik, tetapi dengan bantuan Allah akan semakin baik dan dahsyat.