Rabu 06 November 2019
CEMOOHAN RESPONI DENGAN DOA
Nehemia 4; Mazmur 98; Wahyu 3
Ayat Mas / Renungan
Nehemia 4:14 “Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: “Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu.”
Pertikaian Samaria dan Yahudi selalu saja terjadi. Itulah sebabnya Samaria sangat terganggu dengan pembangunan tembok Yerusalem yang dipimpin oleh Nehemia, Sanbalat dan Tobia yang adalah dua orang tokoh Samaria mengajak orang Arab, Amon dan Asdod menggagalkan pembangunan tersebut dengan serangan-serangan seporadis terhadap para pelaksana pembangunan tersebut. Tentu hal ini adalah perang tak seimbang. Tetapi tentu saja dukungan raja Artahsasta membuat para pengganggu ini tidak berani mengadakan perang terbuka kepada orang Yahudi. Tetapi serangan-serangan seporadis mereka sangat berpotensi menggagalkan pembangunan tembok Yerusalem. Serangan dan cemoohan Sanbalat dan Tobia tak henti-hentinya sepanjang pelaksanaan pembangunan tembok Yerusalem. dalam pimpinan Nehemia umat Yahudi yang sedikit jumlahnya terus melakukan pembangunan dengan cara merespon cemoohan dengan doa dan keteguhan hati.
Cemoohan tak perlu dibalas dengan pembelaan diri dengan kata-kata indah dan cerdas. Tak perlu juga mengadakan cemoohan balik. Sebab pembelaan dan membalas cemoohan hanya membuang-buang energi saja dan hanya tindakan yang mengarah kepada kontra produktif semata. Sedangkan bila cemoohan membawa kita justru berdoa tentu membuat hati dan jiwa semakin besar dan teguh. Kemudian ancaman pun diatasi oleh umat dengan doa dan tindakan pengamanan yang diatur dengan sangat hati-hati dan bijaksana. Dalam pasal 4:9, Nehemia menjelaskan “Tetapi kami berdoa kepada Allah kami dan mengadakan penjagaan terhadap mereka siang dan malam karena sikap mereka”.
Umat harus memegang senjata di tangan kiri, alat bangunan di tangan kanan. Tapi yang pertama adalah Tuhan yang di hati, firman Tuhan di pikiran sehingga tetap berdoa, tetap taat kepada Firman. Tentu berat tetapi nyatanya bisa. cemoohan dan serangan sempat juga membuat umat patah semangat karena merasa mustahil pembangunan tembok Yerusalem dapat dilanjutkan. Tetap para pemimpin yang saleh terus memberi arahan agar terus berjalan dengan iman. mereka berkata “Jangan takut terhadap mereka karena kita mempunyai Tuhan yang maha besar dan dahsyat”. Para pemimpin yang Saleh memberi dorongan agar tetap bersandar kepada Allah tetapi juga berdiri di depan melawan musuh. Terbukti pula iman telah membuat musuh kalah ketakutan karena Allah sendiri berperang untuk umat-Nya. Ketika umat Allah takut kepada Allah, musuh pun dipojokkan oleh rasa ketakutan. (MT)
Cemoohan yang diresponi dengan doa yang sungguh akan berdampak baik dan menghasilkan kekuatan.