Senin 21 Oktober 2019
KERINDUAN KEPADA TUHAN
2 Tawarikh 27-28; Mazmur 84; Yohanes 18:19-38
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 84: 6-7, 11 “Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Sela. Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku…
Bani Korah adalah kelompok-kelompok pemusik yang berkonsentrasi melantunkan musik dan pujiannya untuk memuliakan Allah. Bani Korah terdiri dari suku Lewi yang pandai memuji. Dalam membangun hubungan umat dengan Allah musik dan nyanyian sudah hal yang sangat penting semenjak Israel keluar dari Mesir. Dalam peperangan pun musik sering dipakai seperti umat Israel merobohkan tembok Yerikho dengan puji-pujian dan seperti tentara Gideon meniup sangkakala untuk mengalahkan orang Midian. Jadi sering pujian dan musik digunakan untuk merespon hadirat Allah.
Dalam perjalanan sejarah ibadah umat, pujian dan musik pun menjadi instrumen yang dilantunkan untuk mengungkapkan kerinduan kepada Allah. Mazmur pasal 84 ini adalah Mazmur Bani Korah yang cukup jelas memberi gambaran tentang indah dan pentingnya ritual ibadah dikemas dengan baik sebagai respon untuk kehadiran kasih, kuasa, dan kebaikan Allah. Persekutuan umat Allah larut dalam kebersamaan menyembah dan memuji Dia. Menyambut hadirat-Nya adalah hal yang sangat penting, salah bila dilalaikan dan diberi penilaian salah. Suatu pernyataan Bani Korah adalah “Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran-Mu. Hal ini menjelaskan bahwa hidup bersekutu dan bersama menyembah Allah adalah suatu penerapan nyata akan kedahagaan dan kelaparan hidup dekat dengan Allah. Bani korah menyimpulkan bahwa orang yang diam di rumah Tuhan itu berbahagia.
Pemazmur menandaskan umat yang datang beribadah ke rumah Tuhan untuk mencari dan menyambut kehadiran-Nya akan memperoleh berkat. Tentu berkat utamanya adalah kedekatan dengan Allah, kekuatan rohani yang diperbaharui, doa yang dikabulkan dan perkenanan-Nya. Suatu pernyataan tulus pemazmur adalah “Lebih baik satu hari dipelataran-Nya dari pada seribu hari di tempat lain”. Di pelataran-Nya adalah di pelataran rumah Tuhan. Suatu cara memberi penjelasan arti pentingnya berada di rumah Tuhan. Berada di rumah Tuhan adalah persekutuan bersama menyembah Tuhan. Tuhan Yesus pun membenarkan pentingnya bersekutu menyembah-Nya saat dia berkata “Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, disitu Aku ada di tengah-tengah mereka” (Matius 18:21). Tentu perlu dipahami bahwa bukan karena kita bersekutu maka Tuhan otomatis hadir. Dalam nama-Ku artinya Dia sudah hadir karena kita bersekutu dalam nama-Nya, saatnya kita meresponi dan mensyukuri serta menikmati kehadiran-Nya. (MT)
Kerinduan kepada Tuhan tidak berhenti saat pertemuan tetapi semakin dalam setiap terjadi pertemuan.