Sabtu 19 Oktober 2019
DOA SYAFAAT YESUS
2 Tawarikh 25; Mazmur 82; Yohanes 17
Ayat Mas / Renungan
Yohanes 17:3-4 “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.”
Yesus berdoa, bukanlah hal yang baru muncul dalam Injil Yohanes 17. Ke empat Injil mencatat bahwa Yesus seringkali berdoa dengan cara menyendiri ke satu tempat. Ada kalanya di pagi hari dan ada kalanya di sore atau malam hari, menandakan bahwa Yesus mempunyai kehidupan doa yang tertib dan sangat khusus dan khusyuk. Hanya saja dalam Injil Yohanes 17 isi doa Tuhan Yesus ditulis dengan baik dan lengkap oleh Yohanes murid Yesus. Kita tahu bahwa Yohanes adalah murid termuda yang menurut Yohanes sendiri sebagai murid yang dikasihi Yesus secara khusus. Kemungkinan besar doa Yesus ini adalah doa yang dipanjatkan di taman Getsemani. Yohanes adalah seorang dari tiga orang yang diajak Yesus berdoa dekat Yesus. Yesus menegur Petrus yang tertidur. Yohanes tidak ikut tidur rupanya Yohanes larut memperhatikan isi doa Tuhan Yesus. Itulah salah satu tujuan Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes ikut dekat-Nya. Yohanes sangat tertarik isi doa Tuhan Yesus dia pun mencatat secara teratur dan rapi.
Perlu juga dicatat bahwa doa Yesus ini dipanjatkan menjelang penderitaan-Nya. Dalam hal ini Yesus ingin memberi teladan kepada gereja Tuhan atau semua orang percaya agar tetap membangun kehidupan doa karena ada banyak yang perlu didoakan selain diri sendiri. Dengan kata lain Dia ingin agar gereja terpanggil juga menjadi pendoa syafaat-Nya, Yesus berdoa untuk diri-Nya, untuk murid-murid-Nya dan untuk semua orang percaya. Doa Yesus ini juga memberi inspirasi agar semua pemimpin berdoa untuk anak buahnya dan juga semua orang tua berdoa untuk anak-anaknya.
Tetapi dalam doa pribadi-Nya kepada Bapa sebelum memanjatkan doa syafaat mencacat tentang pemahaman sangat dalam tentang hidup kekal. Hidup kekal adalah mengenal Allah dan mengenal Yesus. Dengan demikian hidup kekal itu bukanlah masalah nanti atau kelak tetapi adalah peristiwa sejak percaya kepada Yesus. Percaya kepada Yesus adalah langkah awal, selanjutnya belajar terus semakin mengenal Yesus dengan membangun hubungan yang intim dengan Yesus. Dapat juga dipahami bahwa hidup kekal itu bukanlah berbicara lamanya hidup tetapi mengenai kualitas hidup. Bukan mengenai hidup yang tak berakhir melainkan mengenai hidup yang berarti. Bukan hanya hidup kelak bersama Yesus tetapi juga hidup kini bersama Yesus. (MT)
Hidup kekal bukanlah hanya hidup kelak bersama Yesus tetapi hidup kini berarti bagi Yesus.