Rabu 16 Oktober 2019
DOA SYAFAAT
2 Tawarikh 21-22; Mazmur 79; Yohanes 14:15-31
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 79:12-13 “Dan balikkanlah ke atas pangkuan tetangga kami tujuh kali lipat cela yang telah didatangkan kepada-Mu, ya Tuhan! “Maka kami ini, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu, akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian untuk-Mu turun-temurun.”
Mazmur yang digubah berhubungan dengan masa-masa pembuangan Yehuda ini, menjelaskan penderitaan Yehuda bukan hanya sekedar peristiwa politik antar dua bangsa yang bertikai. Peristiwa ini berhubungan juga dengan kemurtadan umat Allah yang diperlakukan Allah secara istimewa. Pembuangan Yahudi memang adalah hukuman atas kemurtadan dan berbagai dosa yang mengikuti tetapi dengan tujuan untuk kebaikan Yehuda. Sebab bila Allah membiarkan umat-Nya ini terus-menerus hidup dalam kemurtadan yang berpotensi membuat bangsa ini hilang dari peredaran sejarah bangsa bangsa. Allah tidak ingin Yehuda senasib dengan Israel Utara yang hilang terlebur dengan bangsa Asyur, sehingga bangsa ini betul-betul kehilangan identitas sebagai suatu bangsa.
Allah sudah berjanji kepada Daud bahwa kerajaannya akan dikekalkan. Bila Allah menghukum Yehuda bukankah pelampiasan kebencian atas umat-Nya yang berdosa melainkan pembuktian kasih-Nya kepada umat-Nya yang sedang terjerumus kepada kehidupan berdosa. Allah dengan tindakan maha bijaksana-Nya berusaha menyadarkan Yehuda atas dosa pelanggaran dan ketidaksetiaan mereka kepada Allah. Untuk tujuannya terlaksana, Allah memakai bangsa Babel menjadi alat-Nya. Sulit juga diterima bila Allah memakai bangsa kafir menjadi alat-Nya. Perlu kita pahami bahwa sesungguhnya orang Babel bukanlah sedang melakukan tugas menawan Yehuda sebagai ketaatan kepada Allah. Orang Babel menawan Yehuda justru dilandasi oleh kebencian kepada Allah dan umat pilihan-Nya.
Peranan Allah disini hanyalah mengizinkan hal ini terjadi untuk kebaikan umat-Nya. Ketika situasi yang sangat menyulitkan umat Allah ini terjadi, muncullah suatu kegerakan baru yaitu kegerakan pendoa syafaat. Asaf pemain ceracap yang kuat dan tangguh ini menyadari kekuatan dan ketahanan umat Tuhan bukan hanya karena dia berdoa melainkan karena dukungan doa orang lain juga.
Dalam doa syafaatnya Asaf menjelaskan pengenalan atas kejahatan bangsa yang mempersulit umat Allah. Kemudian mengakui ketidakberdayaan umat Allah adalah karena hidup melepaskan diri dari perlindungan Allah melalui sikap berdosa yang dijalankan umat-Nya.
Pendoa syafaat ini juga mengenal Allah yang Mahakasih mendasarinya untuk mohon ampun kepada Allah atas dosanya dan dosa umat-Nya. Pendoa syafaat tidak akan pernah berhenti berdoa untuk memohon situasi yang lebih baik bagi umat-Nya. Kesempatan memanjatkan doa syafaat ini membuat para pendoa syafaat selalu bersyukur. (MT)
Pendoa syafaat menyadari semua orang membutuhkan dukungan doa.