Minggu 13 Oktober 2019
MELAWAN LUPA
2 Tawarikh 18; Mazmur 78:21-37; Yohanes 13:1-20
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 78:34-36 “Apabila Ia membunuh mereka, maka mereka mencari Dia, mereka berbalik dan mengingini Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah gunung batu mereka, dan bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah Penebus mereka. Tetapi mereka memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka membohongi Dia.”
Asaf si pemain ceracap adalah seorang pemazmur yang sangat kreatif. Pemazmur yang satu ini sangat gemar mengevaluasi perjalanan hidupnya. setiap dia mengevaluasi perjalanan hidupnya selalu saja menemukan kebaikan Allah untuk dilantunkan melalui Mazmur pujian kepada Allah. Kalimat-kalimat indah sarat makna mengalir deras dari mulut indahnya yang bersumber dari hati yang tulus. Asaf pemain ceracap yang handal ternyata mempunyai ketertarikan meninjau sejarah perjalanan bangsa pilihan Allah yang penuh dengan berbagai mujizat yang dilakukan Allah untuk menolong umat-Nya. Dalam Mazmur 78 ini sepertinya dia larut dalam perenungan tentang sikap bodoh umat Allah karena salah dalam menanggapi kasih karunia dan pemeliharaan Allah kepada mereka.
Kesalahan-kesalahan berkepanjangan dan berulang-ulang dilakukan umat Allah karena tidak mau belajar dari sejarah. Salah satu sikap membiasakan diri belajar dari sejarah adalah kebiasaan baik untuk membangun perjalanan hidup yang terhindar dari kesalahan yang tidak perlu. Sesungguhnya sejarah telah menorehkan hal-hal yang membuktikan campur tangan Allah dalam membentuk dan membesarkan bangsa Israel. Tetapi lupa dan lupa lagi. Dengan nada yang sedikit marah dan kalimat yang kedengarannya kasar Asaf menyatakan kalau Allah membunuh Israel maka mereka mencari Tuhan dan bertobat. Tentu kalimat “Allah membunuh mereka” ingin menjelaskan dengan tegas “Allah menghukum mereka”. Sangat jelas bila Allah menghukum adalah cara Allah mengingatkan mereka untuk segera bertobat. Sebab kalau tidak diingatkan umat Israel akan semakin jauh terperosok sehingga bisa jadi bangsa itu akan lenyap dari sejarah. Asaf dengan lantang mengumandangkan Mazmurnya akan kegagalan Israel karena merupakan perbuatan Allah untuk menolong mereka. Orang Israel lalai akan status mereka sebagai umat pilihan Allah yang sepatutnya setia kepada Allah dan perjanjian-Nya. Dengan mudahnya pula mereka lalai dalam hal membangun hubungan yang erat dengan Allah. Melalui lantunan ceracap dan lirik Mazmur kreatifnya Asaf mengagungkan Allah yang penuh kemurahan dan kesabaran. Walaupun umat-Nya memberontak dan tidak setia, Allah tetap memelihara dan menyayangi umat-Nya. Bukan Allah yang dirugikan tetapi umat-Nyalah yang mengalami banyak kerugian atas sikap tidak setia.
Jangan menyalahgunakan kasih dan kesabaran Allah, yang betul adalah menanggapinya dengan baik. Kesabaran-Nya adalah memberi kesempatan untuk terus hidup menyenangkan-Nya. Kitapun bahagia. (MT)
Pencobaan adalah suatu keadaan agar jangan lupa kebaikan Tuhan