Jumat 11 Oktober 2019
MENCARI ALLAH
2 Tawarikh 14-15; Mazmur 77; Yohanes 12:1-26
Ayat Mas / Renungan
2 Tawarikh 14:2, 4 “Asa melakukan apa yang baik dan yang benar di mata TUHAN, Allahnya. Ia memerintahkan orang Yehuda supaya mereka mencari TUHAN, Allah nenek moyang mereka, dan mematuhi hukum dan perintah.”
Rehabeam dan anaknya Abia adalah dua orang raja Yehuda yang tidak memerintah umat dengan benar. Dalam pemerintahan mereka penyembahan kepada berhala cukup meningkat. Berbagai tempat penyembahan berhala didirikan. Untung raja berikutnya memperbaiki keadaan. Dia adalah raja Asa. Raja Asa membersihkan Yehuda dari penyembahan berhala. Penyembahan yang benar kepada Allah ditingkatkan sebagai upaya praktis untuk memutus rantai kemurtadan yang dilakukan Ayah dan kakeknya, dua dinasti di atasnya. Untuk memutus rantai kejahatan tidak perlu menghakimi pendahulu atau generasi sebelumnya. Cukup dengan melakukan kebaikan. Tetapi memang perlu radikal dengan pengertian berbalik arah secaradrastis. Tidak cukup hanya berhenti melakukan kejahatan tetapi harus langsung berbuat kebaikan. Itulah yang dilakukan raja Asa. Selanjutnya raja Asa tidak puas bila dia baik sendirian. Dia sudah memberi keteladanan tetapi untuk mempercepat perubahan dia pun mengajak umat untuk mencari Tuhan. Setiap ada pembaharuan perintah untuk mencari Tuhan sangat penting.
Dalam kitab 2 Tawarikh, perintah mencari Tuhan adalah perintah yang diulang-ulang. Ada kurang lebih 29 kali ditulis oleh penulis kitab ini. Menurut tradisi Ezra adalah penulis kitab ini. Ezra adalah seorang tokoh pasca pembuangan yang sangat gencar mengadakan kebangunan rohani untuk memulihkan iman yang pulang dari pembuangan.
- Perintah mencari Tuhan ini adalah berbalik kepada Tuhan dengan sepenuh hati. Kebiasaan menyembah berhala bukan hanya ditinggalkan tetapi diganti menjadi menyembah Allah. Alamat doa berubah. Bukan hanya sekedar berubah melainkan ditandai dengan gairah doa dan penyembahan kepada Allah yang betul-betul ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.
- Kemudian mencari Allah adalah lapar dan haus akan kebenaran dan kehadiran Allah. Kehausan jiwa akan kebenaran dan hadirat Allah selalu disertai dengan gairah ibadah untuk semakin mengikatkan diri dengan sepenuh hati kepada Allah. Hal itu berarti mengikuti dan melakukan kehendak Allah dan meninggalkan semua perbuatan yang tidak sesuai dengan firman dan kehendak Allah.
- Selanjutnya mencari Allah adalah percaya atau mempercayakan diri kepada Allah yang nyata melalui sikap hati yang berharap dan bersandar kepada Allah.
Jadi perintah mencari Allah adalah sungguh bertujuan untuk memberkati dan memperbaiki hidup umat Tuhan yang mentaatinya. (MT)
Orang yang mencari Allah nyata melalui kehausannya akan kebenaran dan hidup dekat dengan Allah.