Selasa 08 Oktober 2019
MENGUNGKAPKAN PERASAAN
2 Tawarikh 9; Mazmur 74; Yohanes 10:22-42
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 74:12-13 “Namun Engkau, ya Allah adalah Rajaku dari zaman purbakala, yang melakukan penyelamatan di atas bumi. Engkaulah yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air.”
Mazmur 74 ini adalah nyanyian pengajaran Asaf, suatu ratapan yang meratapi kerusakan Bait Allah tetapi berisi pengajaran yang sangat penting untuk umat Allah. Asaf adalah seorang terhormat sebagai pemimpin orkes musik raja. Asaf menggubah banyak Mazmur yang terangkum dalam 12 pasal Kitab Mazmur. Dalam 1 Tawarikh 15:19 dijelaskan bahwa Asaf adalah salah seorang anggota grup pemusik yang memainkan musik ceracap. Ceracap adalah alat musik sederhana yang tidak mungkin dimainkan secara solo seperti musik lainnya. Tetapi dia harus selalu ada. Karena walaupun kelihatannya hanya instrumen pelengkap tetapi dia harus selalu ada dan harus pula terus menerus dimainkan. Musik melodi seperti gitar dan piano bisa berhenti bermain, bisa juga dipelankan, tetapi terkadang ditonjolkan. Bila ceracap tidak boleh berhenti selama pujian dilantunkan, lagipula harus stabil dan konstan. Walaupun ceracap kelihatan sangat sederhana tetapi tidak mudah memainkannya. Itulah sebabnya secara faktual bahwa musik ceracap menduduki tempat yang sentral dalam puji-pujian kepada Tuhan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemain ceracap seperti Asaf haruslah mempunyai ketahanan stamina. Pemain ceracap harus mempunyai kemampuan untuk bertahan dengan mantap tanpa istirahat dan tanpa selingan dalam mengumandangkan pujian bagi Allah. Dalam nyanyian pengajaran Asaf ini sangat jelas bahwa Asaf adalah seorang yang mempunyai stamina rohani yang kuat dalam menghadapi berbagai kesulitan. Ketika umat Allah menjadi lemah menyaksikan Bait Allah semakin rusak oleh perbuatan bangsa-bangsa kafir, Asaf tampil sebagai pengajar yang memberi dorongan agar tetap bertahan dan setia kepada Allah. Ketika dia berkata “Mengapa, ya Allah kau buang kami untuk seterusnya?” Adalah merupakan doa yang jujur membuka dan mengungkapkan perasaannya kepada Allah. Dia juga sama seperti umat Allah lainnya, yang merasa lemah. Tetapi doanya selanjutnya Asaf memohon agar hukuman akibat kesalahan umat ini mohon dihentikan. Dia mengakui Allah Mahasabar, tetapi dia pun mengumumkan kepada umat, bahwa Allah tidak akan membiarkan umat-Nya hidup dalam dosa terus-menerus tanpa terhukum. Asaf tetap bertahan dengan stamina rohani yang kuat mengingatkan umat akan berbagai tindakdan Allah menolong, menyelamatkan umat-Nya. Bila umat tetap kuat di dalam Allah dan terus setia laut luas seluas laut merah pun dibelah agar umat-Nya luput dari kekalahan. (MT)
Mengungkapkan perasaan kepada Allah adalah bagian dari kejujuran umat beriman.