Kamis 03 Oktober 2019
DOA YANG TULUS
2 Tawarikh 3 – 4; Maleakhi 1:1 – 2:9; Yohanes 8:21-47
Ayat Mas / Renungan
2 Tawarikh 3:1 “Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu.”
Ada pendapat bila engkau mau mengenali seseorang kenalilah dia dari doa-doa yang dipanjatkan dalam kesendiriannya. Karena biasanya dia akan menyatakan isi hatinya secara spontan kepada Allah. Dia mengakui dan menyembah Allah secara spontan yang ditandai mengalirnya pernyataan tulus tentang keagungan dan kemuliaan Allah. Bila dia meminta maka permohonannya pun timbul secara spontan sesuai dengan kebutuhannya. Kita dapat mengenali Salomo melalui doa-doa yang dipanjatkan. Sampai Salomo membangun bait Allah sesuai petunjuk Daud ayahnya masih menunjukkan pribadi yang rendah hati dan takut kepada Allah. dia rendah hati karena melalui doanya kepada Allah, dia sangat menyadari danmengakui kekurangan kekurangannya. Salomo dapat tergolong berhati tulus melalui doa-doanya. Pada awal ditahbiskannya menjadi raja menggantikan ayahnya, dengan hati yang tulus dia sungguh-sungguh ingin menjadi raja sejati yang memimpin umat Allah menjadi kerajaan besar juga menjadi kerajaan yang takut dan beribadah kepada Allah.
Pada awalnya doanya sungguh menyenangkan hati Allah. Salomo tidak meminta sesuatu untuk kepentingannya sendiri. Permohonannya adalah kualitas diri agar dia mampu menjadi pelayan yang baik dan bijaksana bagi rakyatnya. Perlu juga kita pahami nilai abadi, bahwa Tuhan selalu senang bila umat-Nya berdoa menyatakan kerinduannya untuk menjadi hamba-Nya yang baik. Bila umat Kristen meneladani Salomo memohon hati yang bijaksana kepada Allah maka dia akan memperoleh hikmat Kristus.
Dalam 1 raja-raja 8 dinyatakan bahwa pertama kali Salomo berdoa dengan sikap berlutut. Makna sikap Salomo ini sangat jelas yaitu penyerahkan diri yang sungguh dengan sikap rendah hati. Dalam 2 tawarikh 3-4, raja Salomo masih setia kepada Allah. Dia masih hidup sesuai dengan doa-doa yang dipanjatkannya. Dengan hati yang mengasihi Allah, dia membangun bait Allah sesuai dengan nasehat ayahnya raja Daud. Salomo pun berhasil membangun istananya dan memperkuat kota-kota. Dalam pemerintahannya Israel menjadi bangsa yang kuat. Tetapi sepertinya Daud yang kuat secara politis menjadi sosok yang lemah secara kerohanian. Kondisi aman telah membuatnya lengah. Dia berhasil membangun rumah doa tetapi gagal dalam membangun kehidupan doa. Dia berhasil membangun istana tetapi gagal dalam membangun imannya. Dia berhasil memperkuat kota tetapi gagal dalam memperkuat kehidupan moralnya. (MT)
Doa yang tulus mengalir dari hati yang bersih dan tujuan yang benar.