Jumat 30 Agustus 2019
PERNIKAHAN DAN CINTA
2 Raja-raja 7; Yohanes 2; 1 Korintus 13
Ayat Mas / Renungan
Yohanes 2:8-9 “Lalu kata Yesus kepada mereka: Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta. Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu — dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya — ia memanggil mempelai laki-laki,”
Mujizat pertama yang dilakukan Tuhan Yesus adalah mengubah air menjadi anggur. Bukanlah suatu kebetulan belaka bila Yesus melakukan mujizat ini dalam sebuah pernikahan. Sudah jelas bagi kita bahwa pernikahan bagi umat Kristen itu adalah hubungan permanen yang tak boleh diceraikan apapun selain oleh kematian. Hal itu berarti harus saling setia sampai akhir. Padahal ada banyak hal-hal yang berpotensi menyerang kesetiaan suami istri dalam mempertahankan pernikahan mereka. Jadi hal ini memberi pesan bahwa pernikahan Kristen untuk mampu bertahan sangat membutuhkan mujizat.
Peristiwa mujizat itu juga adalah merupakan pilihan tepat yaitu mengubah air tawar menjadi anggur yang lebih baik. Karena kehabiasan anggur adalahmerupakan hal yang sangat fatal dalam sebuah pesta pernikahan. Menyajikan minuman tawar biasa adalah suatu kegagalan bagi semua pesta di negeri Kana khususnya sebuah pesta pernikahan. Untuk kelanjutan pesta maka haruslah ada anggur. Hanyalah mukjizat yang dapat melanjutkan pesta itu. Bila anggur adalah yang harus ada dalam sebuah pesta pernikahan, maka yang harus ada dan selalu terjaga dalam sebuah pernikahan adalah kasih. Dalam pernikahan tidak cukup hanya ada kasih tetapi yang betul adalah harus ada kasih yang semakin baik dan berkualitas. Sebab bila tak semakin berkualitas, kasih bisa juga menjadi tawar. Kasih berkualitas dalam sebuah pernikahan adalah kasih yang lengkap. Artinya harus ada kasih eros, kasih storge, kasih filea dan kasih agape. Itu tidak mudah, cukup sulit bahkan hampir mustahil sebab itu membutuhkan mukjizat.
Tidak kalah pentingnya adalah seorang tokoh yang diundang dalam pesta pernikahan itu. Tokoh itu adalah Yesus. Penyelenggara pesta tidak merencanakan peristiwa itu terjadi, yang betul adalah tidak mengharapkan peristiwa kehabisan anggur itu terjadi. Tetapi perlu kita paham dan yakin bahwa kehadiran Yesus dalam seluruh aspek hehidupan sangat dibutuhkan. Kehadiran Yesus diundang ke pesta itulah yang menjadikan terjadinya perubahan air menjadi anggur. Bukan hanya anggur biasa tetapi anggur yang lebih baik. Tradisi pesta adalah dimulai dengan anggur yang kurang baik. Tetapi kehadiran Yesus mengubah tradisi tersebut. Demikian pula bila setiap pernikahan Kristen berada dalam pimpinan Yesus yang diundang menjadi Tuhan dalam keluarga. Mujizat pun terjadi. Karena kasih suami istri tidak menjadi tawar melainkan semakin berkualitas. (MT)
Kasih sejati itu pada awalnya terkadang buram tetapi makin lama makin terang benderang.