Jumat 23 Agustus 2019
MENYALAHKAN DIRI
1 Raja-raja 21; Amsal 5; 1 Korintus 7:25-40
Ayat Mas / Renungan
Amsal 5:15-18 “Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah air dari sumurmu yang membual. “Patutkah mata airmu meluap ke luar seperti batang-batang air ke lapangan-lapangan? “Biarlah itu menjadi kepunyaanmu sendiri, jangan juga menjadi kepunyaan orang lain. “Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu”
Seluruh Amsal pasal 5 ini adalah suatu nasehat yang dilanggar oleh raja Salomo. Artinya semua kesalahan yang dikatakannya adalah sesuatu yang sudah dilakukan. Tetapi mengapa dia berani menasehati anaknya atau rakyat serta kita membacanya? Biasanya siapapun yang dinasehatinya akan berkata “ngaca dulu sebelum bicara”. Raja Salomo adalah seorang yang mengharapkan kesalahannya jangan dilakukan oleh orang lain. Artinya dia berkesimpulan “sekiranya bisa cukuplah aku menderita akibat kesalahan-kesalahan ini”. Itulah sebabnya Dia memberi nasehat agar jangan lagi ada laki-laki atau perempuan yang tidak setia dalam membangun rumah tangganya. Tegas Salomo menjelaskan betapa banyaknya orang menderita termasuk dirinya karena pelanggaran dankebejatan seksual. Perlu diingat bahwa pelanggaran terhadap standar Allah mengenai kesucian kehidupan rumah tangga khususnya dalam praktek seksual hanyalah milik seorang suami dengan seorang istri. Perlu penguasaan diri dalam hal kehidupan seksual anak muda sebelum pernikahan.
Karena keinginan dan kepuasan seksual adalah pemberian Allah bagi pasangan suami istri yang hidup saling mengasihi. Raja Salomo berdasarkan pengalamannya yang berdosa sadar dan paham bahwa menyerah kepada kebejatan seksual akan menderita karena penyesalan seumur hidupnya. Kebejatan seksual akibat ketidaksetiaan dalam pernikahan berdampak mematikan. Mulai dari ayat 15 Amsal 5 ini memberi suatu standar yang benar, indah dan memberkati sebuah pernikahan yang perlu diketahui semua umat Tuhan, baik yang belum menikah maupun sudah menikah.
Alamat kasih sayang seksualitas seorang laki-laki hanyalah untuk istrinya sendiri. karena sesungguhnya kesenangan seksual dalam ikatan pernikahan adalah pemberian Allah yang sah dinikmati oleh suami istri. bukan hanya sebagai reproduksi tetapi juga rekreasi yang meneguhkan kasih dan membuat mereka semakin satu “dua menjadi satu”. Segala sesuatu karunia yang khusus dari Allah haruslah dihargai dengan menjaga kemurniannya serta haruslah pula mensyukurinya termasuk karunia seksual yang di khususkan Allah untuk suami dan istri. Kalimat “bersukacitalah dengan istri masa mudamu” adalah suatu pernyataan Salomo yang menganjurkan monogami. Suatu kalimat halus yang menyalahkan dirinya telah terjerumus kepada dosa berpoligami. Jadi bila dia memberi nasehat adalah karena dia tidak menghendaki anak-anaknya menderita dan tidak bahagia karena kesalahan fatal seperti dirinya. (MT)
Salomo tidak segan-segan menyalahkan diri agar umat Tuhan tidak melakukan kesalahan yang sama.