Kamis 15 Agustus 2019
SERUAN BERTOBAT
1 Raja-raja 12:32- 13:34; Yoel 1; 1 Korintus 1:1-17
Ayat Mas / Renungan
Yoel 1:15-16 “Wahai, hari itu! Sungguh, hari TUHAN sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa. “Bukankah di depan mata kita sudah lenyap makanan, sukaria dan sorak-sorai dari rumah Allah kita?”
Nabi Yoel merespon serbuan belalang setelah musim kering yang hebat dengan menulis kitab ini. Nabi Yoel melihat peristiwa ini bukanlah peristiwa alami, bukan pula sebagai kekacauan rotasi musim dan bukan pula sekedar bencana alam biasa. Yoel adalah juga masyarakat Yehuda yang termasuk mengalami penderitaan hebat akibat bencana. Kemarau panjang dan serbuan belalang adalah dua perpaduan yang menghancurkan. Ketika kehijauan mulai layu belalang pun datang menghancurkannya. Sebagai seorang nabi, Yoel berinisiatif menghimpun umat dalam suatu persekutuan Kudus.
Kitabnya ini merupakan kumpulan nasehat yang bersumber dari Allah agar umat bertobat dan merendahkan diri. Pertobatan yang diminta perlu diwujudkan melalui doa puasa dan perkabungan serta bersyafaat memohon kemurahan Allah atas semua umat-Nya. Pada kesempatan yang sama nabi Yoel juga mengingatkan bahwa penderitaan masih bertambah karena adanya kemungkinan serbuan pasukan bangsa lain untuk menyerang Yehuda yang sedang berada dalam titik terlemah. Semua kejadian beruntun yang melemahkan umat dinyatakan Yoel sebagai hukuman Allah atas kemerosotan rohani yang disusul dengan keburukan moral umat-Nya. Terkadang Allah menggunakan kedaulatan-Nya dalam sejarah melalui berbagai bencana untuk menegur dan menyadarkan manusia akan kuasa Allah.
Melalui kedaulatan-Nya Allah memakai seorang nabi seperti Yoel berdasarkan anugrah-Nya. Tetapi nabi Yoel dapat merespon anugerah Allah karena hubungannya dekat dengan Allah dan dia mempunyai kerohanian yang baik dan unggul secara moral dari masyarakat Israel. Kepada nabi Yoel Allah memberi kharisma agar mampu meyakinkan umat Allah bahwa solusi satu-satunya untuk menghadapi kesulitan itu adalah bertobat. Berbagai kesulitan hidup itu dihubungkan nabi Yoel dengan “hari Tuhan” yang dapat disimpulkan menjadi tema kitab Yoel ini. “Hari Tuhan” mengacu kepada hukuman Allah atas bangsa-bangsa pada saat itu. Tetapi juga mengacu kepada hukuman terakhir Allah untuk melenyapkan langit dan bumi. Umat Allah adalah bagian dari bangsa-bangsa yang akan terhukum akibat kejahatan yang memuncak. Itulah sebabnya hari Tuhan bagi si pendosa yang tidak mau bertobat akan menjadi hari yang penuh dengan kesusahan besar. Tetapi hari Tuhan kini maupun hari Tuhan yang terakhir akan menjadi hari yang membahagiakan bagi umat Tuhan yang selalu mau bertobat dan setia dalam iman. (MT)
Ajakan bertobat rentan untuk ditolak, tetapi penting dan selalu relevan sepanjang masa.