Selasa 13 Agustus 2019
POLIGAMI YANG MENJATUHKAN
1 Raja-raja 11; Hosea 13; Markus 15:21-47
Ayat Mas / Renungan
1 Raja-raja 11:1-2 “Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het,“padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: “Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab…”
Tidak ada salahnya laki-laki mencintai seorang perempuan dan memadu kasih kemudian berumah tangga sesuai dengan firman Allah. Tetapi hanya seorang perempuan untuk seorang laki-laki dan sebaliknya. Dan firman Allah ini berlaku untuk semua orang percaya dari semua kalangan. Berlaku juga untuk raja Salomo yang termasyur dan kaya raya. Sebab standar moral orang percaya adalah satu Alkitab untuk semua. Raja Salomo di awal hidupnya adalah sosok seorang yang sangat mengasihi Tuhan dan berjalan sesuai dengan ketetapan-ketetapan Tuhan. Tetapi semenjak Raja bijak dan kaya raya ini mencintai banyak perempuan terjadilah kemerosotan kerohanian yang sangat berpotensi menjatuhkannya sebagai raja.
Ada 2 kesalahan yang dibuat raja Salomo dalam hal membangun keluarganya.
- Kesalahan itu adalah berpoligami dan kawin dengan perempuan asing. Dalam pandangan publik berpoligami bagi seorang raja dianggap wajar sesuai dengan nilai-nilai budaya. Tetapi firman Allah adalah kebenaran yang harus ditaati semua orang percaya. Walaupun Salomo seorang raja berpoligami tetaplah pelanggaran kepada firman Allah.
- Kesalahan berikutnya adalah Raja Salomo kawin dengan perempuan asing yang dilarang oleh Allah. Raja Salomo tahu dua perbuatan itu adalah pelanggaran kepada firman Allah. Tetapi Salomo memilih melanggar firman Allah daripada mentaatinya. Salomo bersembunyi di balik kebudayaan yang berlaku untuk seorang raja. Agar dia bebas berpoligami dan juga dianggap wajar kawin dengan perempuan asing sebagai perkawinan politis dalam membangun hubungan dengan bangsa lain.
Kedua kesalahan ini membuka pintu bagi kesalahan berikutnya. Raja Salomo pun menggunakan kebijaksanaannya untuk memperbesar nafsu. Semakin jatuh lagi karena selanjutnya Salomo semakin berkompromi dan bertoleransi dengan penyembahan berhala dan berbagai dosa yang menjauhkan dari Allah.
Pada masa tuanya istri-istrinya yang banyak mencondongkan hatinya kepada berhala, tidak seperti ayahnya Daud yang hingga masa tuanya hatinya selalu berpaut kepada Tuhan. Bukan berarti Daud tidak pernah berdosa, karena Daud pun melakukan pelanggaran moral yang cukup buruk. Tetapi Daud tidak pernah mencondongkan hatinya kepada penyembahan berhala. Kemurtadan raja Salomo ini cukup jelas menyatakan bahwa kebijaksanaan dan pengetahuan tentang Allah dan firman-Nya tidak cukup sebagai pertahanan kepada kejatuhan dan kemurtadan. Kecondongan dan keberpautan hati kepada Allah dalam iman dan kasihlah sumber kesetiaan kepada-Nya. (MT)
Poligami adalah awal kejatuhan raja Salomo pikirkan itu baik-baik.